JATIMTIMES - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno kembali buka suara terkait utang mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebesar Rp 92 miliar yang sempat viral di media sosial.
Menurut Sandiaga, dirinya tidak akan lagi membahas polemik utang tersebut dan melupakan hal yang telah berlalu untuk masa depan lebih baik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Baca Juga : Wali Kota Sutiaji Resmi Buka Rumah Dinas untuk Masyarakat Umum, Ini Alasannya
"Kita tidak lagi menatap masa lalu, tetapi justru menatap masa depan," kata Sandi -sapaan Sandiaga Uno-di Makassar, Minggu (12/2).
Lebih lanjut, Sandi menegaskan dirinya tidak akan membicarakan isu utang piutang Anies Baswedan Rp 92 miliar pada masa Pilgub Jakarta lalu. "Saya tidak akan memperpanjang lagi," tandas menteri pariwisata dan ekonomi kreatif ini.
Sandi menilai pembahasan tersebut tidak berdampak positif bagi masyarakat. Malahan, pembahasan itu bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa menjelang pesta demokrasi 2024 mendatang.
"Karena ini berpotensi memecah belah kita, sementara kontestasi demokrasi ini harus kita rawat, pertemanan harus dijaga, persahabatan harus terus kita utamakan," ungkapnya.
Selanjutnya, Sandi berharap seluruh pihak dapat menghentikan pembahasan tersebut dan lebih banyak membicarakan atau mendiskusikan gagasan tentang pembangunan bangsa yang selama ini telah berada di jalur yang tepat.
"Harapan saya ya para pihak juga menyambut kontestasi demokrasi ini diskursus tentang gagasan, tentang bagaimana percepatan pembangunan yang sudah ada di rel yang tepat ini. Sehingga bisa kita percepat dengan kebijakan-kebijakan yang akurat berkaitan dengan sasaran pembangunan itu sendiri," ungkapnya.
Sebelumnya, isu utang bakal capres Partai NasDem Anies Baswedan kepada Sandiaga terus memanas. Hal itu bermula dari Sandi yang mengungkap adanya sebuah perjanjian antara dirinya dengan Anies Baswedan serta Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat Pilkada DKI Jakarta 2017.
Baca Juga : Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Malang Raya Sepekan ke Depan
Isi perjanjian itu hingga saat ini belum terungkap. Sebaliknya isu tersebut malah memicu isu lain, yakni utang-piutang saat Anies dan Sandi maju jadi pasangan calon di pilkada.
Perjanjian Sandi dan Anies itu melibatkan Waketum Partai Golkar Erwin Aksa. Erwin pun mengatakan Anies berutang ke Sandi senilai Rp 50 miliar.
Namun, dalam waktu beberapa waktu terakhir, kembali muncul isu utang Anies dengan nominal yang jauh lebih besar, yakni Rp 92 miliar.
"Dengan demikian, saya mengakui total jumlah dana pinjaman I, dana pinjaman II dan dana pinjaman III adalah sebesar Rp 92 miliar," demikian salah satu poin dalam surat tertanggal 9 Maret 2017.