JATIMTIMES - Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang akan lebih mengandalkan peran dari Duta GenRe (Generasi Berencana) untuk menekan tren pernikahan dini di Kota Malang.
Hal itu disampaikan Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Penny Indriani. Pihaknya menyebut, hingga saat ini sudah ada 50 remaja yang menjadi Duta GenRe Kota Malang.
Baca Juga : Cegah Perundungan Sejak Dini, Polres Malang Beri Penyuluhan ke Sekolah
"Kita kan punya Duta GenRe yang itu dia berusia sebaya. Selalu mengingatkan jangan menikah di usia dini, jangan seks pra nikah, Napza, itu selalu kita tekankan," ungkap Penny kepada JatimTIMES.com.
Menurutnya, dengan pendekatan yang dilakukan oleh Duta GenRe Kota Malang akan lebih membuat nyaman para remaja untuk menceritakan apa yang dialami. Sehingga, dapat menekan tren pernikahan dini di Kota Malang.
"Duta GenRe berjumlah 50 dari seluruh Kota Malang itu gabung juga dengan saka kencana. Itu sudah kita terjunkan ke masyarakat," kata Penny.
Menurutnya, pendekatan dengan menggunakan Duta GenRe yang dapat menyasar langsung kepada para remaja di Kota Malang, merupakan salah satu langkah konkret dalam menekan tren pernikahan dini.
"Kita sebentar lagi pemilihan Duta GenRe lagi bulan Januari atau Februari 2023 untuk lomba ke tingkat provinsi," ujar Penny.
Baca Juga : Bappeda Kenalkan QRIS dalam Lomba Konten Kreator, Berwisata di Kabupaten Malang Kini Lebih Mudah
Disinggung mengenai jumlah pernikahan dini di Kota Malang, pihaknya masih belum bisa memberikan tanggapan. Menurutnya, terkait hal itu akan dikoordinasikan kembali dengan bidang yang menangani serta instansi lainnya.
Sementara itu, pihaknya menyebutkan penyebab terjadinya pernikahan dini di Kota Malang rata-rata disebabkan oleh faktor ekonomi, tingkat pendidikan, maupun hamil sebelum menikah. Beberapa hal itu yang membuat pernikahan dini terpaksa untuk dilakukan.
"(Pernikahan dini di Kota Malang) kayaknya masih ada, tapi saya belum melihat. Itu biasanya karena faktor ekonomi, merried by accident, dan tingkat pendidikan kurang," tandas Penny.