JATIMTIMES - Terjadinya bencana pada 17 Oktober 2022 lalu menjadi evaluasi bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Salah satunya untuk memperkuat mitigasi atau antisipasi, setidaknya bencana yang mungkin terjadi tidak berdampak lebih meluas.
Menangkap hal tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumber Daya Air, Khairul Isnaidi Kusuma meminta kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas untuk bisa mensinergikan sejumlah program dengan Pemkab Malang.
Baca Juga : Kontroversinya Imam Mazhab, dari Halalkan Bir hingga Tak Najiskan Anjing
Hal tersebut lantaran bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Malang pada waktu itu, akibat meluapnya sungai yang menjadi kewenangan BBWS Brantas. Sehingga menurut pria yang akrab disapa Oong ini, setidaknya ada sinkronisasi program dengan Pemkab Malang dampak akibat bencana tak meluas.
"Supaya kita bisa sinergikan. Lalu kebutuhan untuk tahun depan, harus mengakomodir beberapa kejadian bencana atau kerusakan aset yang terjadi di tahun 2022," jelas Oong.
Sedangkan untuk Pemkab Malang, setidaknya diharapkan anggaran yang saat ini tengah direncanakan untuk tahun 2023 bisa diarahkan untuk daerah-daerah yang dinilai priorotas penanganan. Tentu terkait penanganan kebencanaan.
"Kalau ini dengan banjir kemarin itu kan jadi prioritas tinggi. Misalnya dengan banjir kemarin, ada beberapa ruas saluran irigasi terputus ini bahaya," imbuh Oong.
Sebab menurutnya, saat ini dinilai menjadi waktu yang tepat untuk merencanakan program pemulihan pasca bencana. Termasuk pemulihan infrastruktur yang juga berkaitan dengan akses ekonomi masyarakat.
Baca Juga : Keroncong In Hospital Kelima Sukses Digelar, Bupati Berharap Tahun Depan Lebih Meriah
"Kalau tidak diprogram di awal tahun sampai menunggu musim kemarau datang, bisa jadi kekurangan air. Kalau kekeringan mungkin engga sampai," imbuh Oong.
Sehingga, setidaknya tahun ini sudah dapat dipetakan. Titik mana saja, fasilitas umum (fasum) yang menjadi aset Kabupaten Malang yang rusak akibat bencana tersebut. Untuk selanjutnya dilakukan pembenahan.
"Kalau ngomong kerawanan, yang kemarin terdampak bencana itu kan juga rawan terjadi bencana," pungkas Oong.