JATIMTIMES - Tinggal menghitung hari Kota Batu akan memasuki usianya 21 tahun pada 17 Oktober mendatang. Di usia ini perayaan HUT akan difokuskan pada kegiatan keagamaan hingga melibatkan banyak masyarakat.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko mengatakan, peringatan HUT ini mengalami banyak penyesuaian dikarenakan adanya Tragedi Kanjuruhan. “Beberapa agenda peringatan ada yang kami undur dan mengalami penyesuaian, karena kami juga ikut prihatin dengan tragedi yang terjadi di Kanjuruhan beberapa waktu lalu,” ujar Dewanti dalam Konferensi Pers yang berlangsung di Ruang Rapat Utama Balai kota Among Tani, Rabu (12/10/2022).
Baca Juga : Peringati Hari Jadi Jatim ke 77, Cak Thoriq Ingatkan Pentingnya Inisiatif dan Inovasi
Kegiatan Peringatan Hari Jadi Kota Batu akan difokuskan pada kegiatan yang berorientasi pada acara keagamaan dan yang melibatkan masyarakat. Mulai dari melakukan ziarah seperti tahun-tahun sebelumnya, ada khataman.
“Lalu Rapat Paripurna, Upacara Hari Jadi dan beragam kegiatan dengan pemberian hadiah lomba yang telah digelar oleh Organisasi Perangkat Daerah,” tambah nenek dua cucu ini.
Menjelang akhir masa jabatannya yang akan selesai pada akhir tahun 2022, Dewanti berharap, peringatan Hari Jadi Kota Batu mampu menjadi pemicu bagi masyarakat untuk terus bangkit dan menguatkan perekonomian di Kota Batu.
Beberapa kegiatan yang bakal digelar dalam Peringatan Hari Jadi Kota Batu ke 21 di antaranya, Batu Rally, Talkshow Kota Tanpa TPA, Launching Zero Waste Education Park, Festival Sego Empok, Festival Film Kominfo dan KWB Trail Adventure, dan sebagainya.
Sementara itu, pada HUT kali ini tema yang diangkat adalah Bangkit dan Berjaya. Alasannya dalam 2 tahun terakhir telah diuji oleh pandemi Covid-19 sehingga semua sektor mengalami keprihatinan.
“Oleh karena itu, dengan hari jadi Kota Batu ini kita mencoba bangkit dari semua hal tersebut. Bangkit pada sektor perekonomiannya, kesehatannya, dan pariwisatanya,” ujar Ketua Panitia HUT Kota Batu ke 21, A. Dahlan.
Untuk kata Berjaya merupakan gambaran wujud kejayaan Pemkot Batu yang telah berhasil melakukan pembangunan selama 5 tahun terakhir. Dengan logo berbentuk angka 2 dan 1 yang tebal dan saling bertumpu menggambarkan kekokohan dan kesolidan dalam membangun Kota Batu.
Pada angka 2 melambangkan apel sebagai ikon komoditas Kota Batu yang dapat membawa Kota Batu menjadi dikenal di seluruh dunia. Lalu ada mawar dan anggrek melambangkan estetika Kota Batu yang cantik dan menawan sehingga menjadi daya tarik wisata unggulan di Jawa Timur, nasional maupun internasional.
Baca Juga : HUT Provinsi Jatim, Jurnalis Nahdliyin Bedah Kepemimpinan Perempuan dari Era Ratu Tribhuwana Tunggadewi
Petani melambangkan sebagian besar masyarakat Kota Batu bermata pencaharian sebagai petani. Paralayang melambangkan bahwa Kota Batu banyak tempat wisata baik alam maupun buatan sedangkan penari menggambarkan keelokan dan keramahan masyarakat Kota Batu dalam menerima kunjungan wisata dari penjuru nusantara maupun dunia.
Ferris Wheel atau bianglala keberadaannya di Alun-alun Kota Batu yang menarik perhatian seluruh warga untuk datang berkunjung dan merasakan sensasi menikmati keindahan alam Kota Batu dari udara. Orang membatik menggambarkan di Kota Batu banyak tumbuh UMKM yang berpotensi untuk dikembangkan guna meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Tempat ibadah yang berada di angka 1 melambangkan wujud ketaatan masyarakat Kota Batu terhadap Tuhan Yang Maha Esa,” tutup Dahlan.