JATIMTIMES - Sepasang suami istri Aremania bernama Mochammad Yulianton (40) dan Devi Ratnasari (30) menjadi korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan pada laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Berdasarkan penuturan saudara korban yang hadir langsung di Stadion Kanjuruhan bernama Doni (43) bahwa keduanya menonton laga derby Jawa Timur (Jatim) antara Arema FC vs Persebaya bersama anaknya yang bernama M Alfiansyah (10). Beruntung dalam peristiwa tersebut, anaknya yang masih sekolah kelas 5 SD itu berhasil selamat.
Baca Juga : Petinggi Partai-Partai Hadiri Tasyakuran Pembangunan Kantor DPC PDI-P Kabupaten Kediri
Dalam pantauan JatimTIMES.com, rumah duka kedua korban yang berada di Jalan Bareng Raya Gang 2G Nomor 102, RT 14 RW 08, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang tampak ramai melayat. Hingga Wali Kota Malang Sutiaji beserta Ketua TP PKK Widayati Sutiaji turut hadir untuk melayat ke rumah duka.
Doni yang menonton bersama anaknya ini menjelaskan awal mula meletusnya kerusuhan pasca laga Arema FC vs Persebaya yang terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Dirinya mengatakan, bahwa mulanya terdapat beberapa supporter turun ke lapangan usai Arema FC kalah dengan Persebaya. Untuk membubarkan supporter, pihak kepolisian menembakkan gas air mata.
"Saya tahunya polisi menembakkan gas air mata ke tribun 12, lah almarhum ini ada di tribun 14. Saat gas air mata ditembakkan ke tribun 12 itu terasa hingga tribun 14," ujar Doni kepada JatimTIMES.com, Minggu (2/10/2022).
Alhasil para supporter di tribun yang semula tenang, akhirnya panik dan berdesak-desakan berebut turun dari tribun Stadion Kanjuruhan. Dirinya pun memperkirakan keduanya meninggal dunia saat berebut turun dari tribun 14.
"Soalnya waktu gas air mata ditembakkan, itu supporter langsung semburat berebut turun. Lah anaknya almarhum ini kepisah sama kedua orang tuanya, terus njawil dirinya bahwa dia terpisah," terang Doni.
Doni yang kaget dan panik pun langsung ingin masuk kembali ke dalam Stadion Kanjuruhan. Tetapi, tidak boleh masuk, semuanya berebut untuk segera keluar dari Stadion Kanjuruhan.
"Lah saat akan masuk itu, ada petugas medis yang menggotong orang, waktu sekilas saya lihat celananya seperti saudara saya. Ternyata setelah saya lihat, benar itu saudara saya," tutur Doni.
Baca Juga : Luapkan Kesedihan Tragedi Kanjuruhan, Sejumlah Aremania Tabur Bunga di Patung Tegar
Akhirnya, kedua korban dievakuasi bersama para korban lainnya di area luar Stadion Kanjuruhan. Kemudian, keduanya dibawa menuju Rumah Sakit Teja Husada, Kabupaten Malang. Ketika dilihat, kedua jenazah dalam kondisi pucat dan banyak luka lebam di bagian wajah.
"Kedua jenazah sampai rumah duka subuh tadi dan dimakamkan di TPU Mergan dalam satu liang lahat," kata Doni.
Pihaknya menduga, kepergian saudaranya tersebut dikarenakan terinjak sesama supporter yang dalam kondisi panik dan berebut turun dari tribun, usai terjadi tembakan gas air mata ke arah tribun oleh pihak kepolisian.
Sementara itu, salah satu tetangga korban yang juga turut menonton laga Arema FC vs Persebaya bernama Taufik (42) mengatakan bahwa kedua orang tua korban pada Bulan November 2022 mendatang ingin merayakan ulang tahun anaknya.
"Kan Alfiansyah ini ulang tahun ke-11 Bulan November besok, lah ibunya ini ingin merayakan dengan membuat kue tart sendiri," tandas Taufik.