JATIMTIMES - Wakil Bupati (Wabup) Didik Gatot Subroto memastikan bahwa stok ternak di Kabupaten Malang aman jelang momen Hari Raya Iduladha ini. Meskipun dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat Kabupaten Malang sempat diramaikan dengan maraknya ternak sapi yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
Berdasarkan catatan dan laporan yang ia terima, dari ribuan sapi di Kabupaten Malang yang terkonfirmasi atau pun yang masih terindikasi PMK, mayoritas adalah sapi perah dan bukan sapi pedaging. Untuk itu, dirinya menegaskan jelasng Idulkurban ini, ketersediaan sapi pedaging aman.
Baca Juga : Diduga Korsleting Listrik,Gudang Logistik Satuan Samapta Polres Kediri Kota Dilalap si Jago Merah
"Alhamdulillah yang terserang sapi perah, maka sapi pedaging kita aman untuk persiapan Idul Adha," ujar pria yang juga sebagai Ketua Satgas Penanganan PMK ini.
Dirinya tidak menjelaskan secara detil berapa masing-masing sapi perah atau sapi pedaging yang terkonfirmasi PMK. Hanya saja berdasarkan laporan terakhir yang ia terima, hingga saat ini kurang lebih ada sekitar 14.500 ternak yang terindikasi PMK. Dengan jumlah kematian tidak kurang dari 825 ekor.
Hingga saat ini, pihaknya masih akan terus mengoptimalkan vaksinasi PMK. Apalagi, beberapa waktu lalu, Kabupaten Malang telah kembali mendapat pasokan vaksin PMK dari Pemerintah Pusat. Setidaknya hingga saat ini ada sebanyak 77.500 dosis vaksin yang diterima Kabupaten Malang.
"Vaksin terus kita dorong. Jadi memang vitamin dan vaksin untuk (sapi) yang sehat, sementara obat dan vitamin untuk sapi yang sakit," imbuh Didik.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap bahwa mewabahnya PMK tidak sampai mengganggu moment Hari Raya Idul Qurban. Pasalnya, dirinya menilai bahwa dari catatannya, jumlah perbandingan antara populasi sapi dengan jumlah yang terpapar PMK masih sangat jauh.
Baca Juga : Wisata Kolam Renang Penataran Ditutup Sementara, Tunggu Pengelola dari Pihak Ketiga
"Populasi (sapi) kita 18 juta. Oleh karena itu yang terkena PMK hanya 200 ribu sekian, harusnya tidak memengaruhi semua prospek atau hama. Tetapi sekali lagi karena ini airborne, PMK ini penyakit yang paling ditakuti sebenarnya di dunia, maka kita harus berhati-hati sama-sama," ujar Menteri Yasin Limpo saat berkunjung ke Malang belum lama ini.
Namun begitu, dirinya mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan tidak menganggap hal ini sebagai sesuatu yang ringan. Hal tersebut mengingat penyebaran PMK yang juga bisa melalui udara atau pun carrier lain.
"Oleh karena itu, tentu daerah-daerah yang merah itu zonanya zona kecamatan atau desa, jadi (misalnya) satu Malang, tidak seluruh Malang yang merah. Hanya beberapa kecamatan dan beberapa desa. Itu zona merah. Zona merah itu tidak ada hewan hidup yang bisa keluar atau masuk," pungkasnya.