JATIMTIMES - Hubungan antara mantan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab alias Habib Rizieq dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mendadak kembali disorot. Hal itu dilakukan oleh pengamat Hukum Tata Negara Refly Harun.
Refly menyoroti hubungan keduanya dengan didasarkan pengamatannya kepada Prabowo yang belakangan ini tampak begitu aktif melakukan manuver demi Pilpres 2024.
Baca Juga : Pererat Tali Silaturahmi dan Kekompakan, Keluarga Besar Unikama Gelar Halal Bihalal
Refly menyatakan bahwa suka tidak suka, diakui atau tidak diakui bahwa Habib Rizieq merupakan tokoh eksponen yang mendukung Prabowo pada Pilpres 2019 lalu.
"HRS paling tidak mampu menggerakan massa yang sangat besar di 212 untuk kemenangan Prabowo juga. Celakanya, ketika pendukungnya berdarah-darah, tapi Prabowo malah berekonsiliasi. Rekonsiliasi tidak apa-apa, tapi tidak boleh melupakan korban-korban yang jatuh di perisitiwa demo Bawaslu, kecurangan Pemilu dan lain sebagainya," kata Refly dikutip dari kanal YouTubenya.
Ia lantas berharap jelang Pilpres 2024, seharusnya semua pihak bisa menunjukan sikap yang fair dan tidak mengkriminalisasi pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah.
Tak cuma itu, Refly juga meminta agar Habib Rizieq yang selama ini dikenal sebagai tokoh antipemerintah tidak dicari-cari kesalahannya lagi jika nanti sudah bebas untuk mewarnai Pilpres 2024.
"HRS harusnya bebas paling telat Agustus 2023, tetapi bisa lebih cepat lagi kalau mendapatkan remisi, mudah-mudahan awal 2023, HRS sudah bebas. dan tidak dicari-cari perkara barunya untuk mengandangkannya lagi," cetus Refly.
Baca Juga : Diduga Nyabu Gegara Live 24 Jam hingga Dicolek BNN, Caisar Beri Klarifikasi Begini
Refly juga meminta agar perbedaan politik adalah hal yang biasa, dan tidak perlu diberangus.
"Sudahlah kita harus berekonsiliasi, walaupun dengan perbedaan pandangan politik. Orang jangan dihalang-halangi dengan mengkriminalisasi, menganggu memenjarakan orang-orang yang kritis dan berseberangan," tegas Refly.