MALANGTIMES - Pentingnya sertifikasi kompetensi terungkap dalam seminar nasional yang digelar Universitas Islam Malang (Unisma), Sabtu (26/6/2021). Seminar tersebut mengambil tema "Meningkatkan Daya Saing Lulusan melalui Sertifikasi Kompetensi Profesi".
Nara sumber yang dihadirkan juga merupakan pihak berkompeten. Yakni Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Kunjung Masehat.
Baca Juga : Anggota Bapemperda H. Idris Marzuqi: Lumajang Perlu Perda Pencegahan Napza
Rektor Unisma Prof Dr Maskuri MSi menjelaskan, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang akan memberikan nilai tambah kepada lulusan. Mereka bukan hanya membawa ijazah, tapi juga surat keterangan pendamping ijazah. Dan ke depannya bukan hanya itu. Mereka nantinya akan memiliki sertifikasi profesi.
Sertifikasi profesi merupakan hal mutlak yang harus dimiliki saat ini. Sebab, di beberapa negara, mereka yang bekerja diprasyaratkan memiliki sertifikasi profesi. Dan di Indonesia sendiri, kini sertifikasi profesi menjadi sebuah prioritas bagi para tenaga kerja dengan harus memiliki sertifikasi profesi.
"Unisma tahun 2020 bersama-sama dengan BNSP untuk meminta bimbingan. Bahkan Unisma telah memiliki 10 skema LSP telah mendapatkan sertifikasi BNSP. Kami akan tambah lagi skema-skema yang lain," bebernya.
Lebih lanjut dijelaskan Maskuri, skema pertama adlaah pengelolaan produksi ternak (Prodi Peternakan Fakultas Peternakan), pengelolaan keuangan jasa pelayanan dan suku cadang (Prodi Administrasi Bisnis dan Administrasi Publik Fakultas ilmu Administrasi), dupervisor penyuluh pertanian (Prodi Agrobisnis Agroteknologi, Fakultas Pertanian), penanggung jawab pengendalian pencemaran air (Prodi Biologi Lingkungan Fakultas MIPA).
Kemudian, asisten administratif, administrasi eksekutif untuk pendidikan bahasa Inggris (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), manajer NRC industri dan bangunan gedung (Prodi Teknik sipil, Mesin, dan Elektro Fakultas Teknik). Selanjutnya. Asisten analisis kebijakan (Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum), teknisi akutansi ahli (Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis), tenaga pemasar manajerial (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), serta penyiapan konten penyiaran (Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia).
"Di Unisma ada 10 fakultas dan 23 prodi, baru ada 10. Mudah-mudahan yang lainnya bisa menyusul. Unisma akan terus memacu diri meningkatkan daya saing baik nasional maupun internasional," kata Maskuri.
Sementara itu, Ketua BNSP Kunjung Masehat menyampaikan, jsertifikasi profesi saat ini menjadi kebutuhan. Era saat ini, seseorang ingin dan atau diharuskan memiliki bukti dari kompetensinya. Hal ini untuk menyatakan seseorang tersebut memang berkompeten dalam bidangnya.
Baca Juga : Bukan Sekadar Pendidikan Guru, Prodi Pendidikan Ekonomi Unikama juga Memberikan Ilmu Kewirausahaan
Pemerintah sendiri saat ini juga konsen dalam pembangunan SDM (sumber daya manusia) di semua sektor, di samping pembangunan lainnya. Untuk mereka yang berkompeten, terdapat tiga hal penting yang ada di dalamnya, yakni skill (keahlian), knowledge (pengetahuan), dan attitude (sikap), termasuk juga dukung dengan 5 dimensi dan 8 employabilty skill.
"Sertifikasi terstandar dapat menjamin SDM yang berkompetensi, mampu beradaptasi terhadap perkembangan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan produktif. Nantinya juga sesuai dengan variabel link and match with industry, high competitiveness, skill/ability & dynamic, serta characteristic & serve," jelasnya.
Direktur LSP Unisma Dr Ir Juhari MSi menambahkan, pihaknya akan segera mengajukan proposal ke BNSP. BNSP memiliki program untuk peningkatan kompetensi mahasiswa. Dalam program tersebut, per paket pelatihan terdapat 20 peserta.
"Insya Allah kita akan mengajukan proposal untuk 10 paket. Sehingga nantinya akan ada 200 peserta yang bisa mengakses pelatihan itu yang dananya dari hibah," terangnya.
Dengan terlaksananya sertifikasi kompetensi nantinya, Unisma berharap akan menambah daya saing para lulusan serta membuat mereka bukan hanya menjadi pencari kerja, namun juga bisa menjadi yang menciptakan peluang kerja. "Pelaksanaan masih mengirimkan proposal dulu. Nanti setelah approve dari BNSP, baru kita tentukan jadwal," pungkas Juhari.