TULUNGAGUNGTIMES - Deretan pohon pisang berjajar di jalan raya Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung. Warga dengan kompak menanam pohon pisang itu di lubang-lubang jalan yang bukan lagi rusak, namun lebih tepat disebut hancur.
Beberapa tulisan tampak dipasang berupa banner dan tulisan lain yang mengekspresikan rusaknya jalan yang tak kunjung dibenahi. Salah satu tulisan yang jelas terlihat berbunyi, “Dulu sebelum kau datang jalanku halus mulus, kini hancur lebur.” Di bawah tulisan terdapat tulisan “Persatuan Masyarakat Cinta Lingkungan.”
Baca Juga : Antisipasi Harga Cabai Tetap Tinggi Saat Lebaran, Pemkab Malang Siapkan Katam
Yang menarik, tulisan itu berjajar tepat di depan kantor Desa Sumberagung atau pusat pemerintahan desa yang terletak di ujung timur Kabupaten Tulungagung ini.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Sumberagung Judianan Junjung Nugroho mengatakan, jika sikap masyarakatnya itu merupakan penyampaian aspirasi yang harus dihormati.
"Itu bentuk aspirasi, semua bentuk aspirasi sudah ditulis dan ditempel di pohon pisang," kata Junjung saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Karena masyarakat menghendaki truck atau kendaraan tambang jika melintasi jalan harus ikut membangun kerusakan, sebagai pemerintah desa dirinya memahami aspirasi yang diusung itu.
"Sikap pemdes, paling tidak mengikuti usulan masyarakat. Boleh truck lewat, tapi jalan ya diperbaiki," terang Junjung.
Baca Juga : Pemerintah Bakal Manfaatkan Dry Ice Untuk Mengkilapkan Temuan Pisang Jenis Baru di Malang
Dari hasil diskusi dengan warga, kepala desa menyerap keinginan masyarakat yang menghendaki penambang ikut bertanggung jawab atas kerusakan jalan.
"Sebagai pemerintah desa, kami tidak menyalahkan masyarakatnya yang mengapresiasikan tulisan dalam pohon pisang. Karena masyarakat juga sama mempunyai hak melewati jalan fasilitas umum. Pemdes juga tidak melarang kendaraan umum lewat ataupun truck penambang membawa angkutan batu, yang terpenting bisa tercipta situasi yang kondusif di wilayah Desa Sumberagung," pungkasnya.