free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Hamtramck, Kota Pertama di Amerika Serikat Berpenduduk Mayoritas Muslim

Penulis : Desi Kris - Editor : Pipit Anggraeni

09 - Feb - 2021, 17:21

Placeholder
Hamtramck (Foto: Fox News Video)

INDONESIATIMES- Hamtramck, ternyata merupakan kota mayoritas Muslim pertama di Amerika Serikat (AS). Hal itu secara resmi dinyatakan pada tahun 2014 silam. Melansir melalui channel YouTube MARS TECHNO dijelaskan jika pada tahun 1970-an sekitar 90 persen kota ini sebenarnya dikenal sebagai kota yang mayoritasnya penduduk keturunan Polandia.  

Seorang presenter Roee Ruttenberg mengatakan jika "Hamtramck mungkin adalah microkosmos dari apa yang terjadi di AS".

Baca Juga : Sinopsis Serial The Falcon and The Winter Soldier, Tayang Mulai Maret 2021

Ia mengatakan jika populasi Muslim di kota tersebut akan berlipat ganda. "Tetapi bagian mereka ini diperkirakan akan berlipat ganda pada pertengahan abad ini," ujarnya.  

Ia juga menegaskan jika prosentase muslim yang diberikan izin tinggal permanen di AS juga berlipat ganda dalam dekade terkahir ini. Seperti diketahui, AS sendiri merupakan negara republik yang berdiri satu bangsa, kebebasan dan keadilan untuk semua.  

Banyak imigran Muslim dari Yaman, Bangladesh dan Bosnia hijrah ke sana. Berdasarkan hasil sensus, pada 2016, Hamtramck kini tercatat hanya memiliki 10 persen penduduk keturunan Polandia. Sementara, persentase warga Muslim melonjak menjadi 60 persen.  

Tak heran bila berjalan-jalan di kota berpenduduk sekitar 24.000 orang itu, akan berpapasan dengan sejumlah perempuan yang mengenakan burqa, dan melewati restoran-restoran yang menyajikan makanan halal.

Menurut Shaffwab Ahmed, seorang pemuda yang sering terlibat dalam kegiatan sosial di kota itu, proses kota itu menjadi kota yang mayoritas penduduknya Muslim tidaklah mulus. Warga keturunan Polandia banyak meninggalkan Hamtramck karena Islamophobia.

Hasil gambar untuk hamtramck muslim population
Foto: Al Jazeera

Lalu pada tahun 2015, kekhawatiran semakin menjadi-jadi, setelah mayoritas anggota dewan kota adalah Muslim. Bahkan sempat muncul kekhawatiran jika kota itu tersebut menerapkan hukum Islam, atau Syariah.

“Mereka berasumsi bahwa karena kami berada di sini maka bar-bar akan ditutup, hukum Syariah akan diberlakukan, dan lain-lain. Saya kira mereka tidak mengerti bahwa mayoritas anggota dewan kota Hamtramck adalah Muslim, dan dewan kita tidak melakukan perubahan apa-apa yang membuat kota ini lebih bernuansa Muslim,” kata Ahmed.

Meski hanya sedikit warga Amerika keturunan Polandia di kota tersebut, posisi wali kota dipegang oleh perempuan keturunan Polandia, yakni Karen Majewski.

Majewski mengakui jika ada friksi saat kota itu secara perlahan berubah menjadi kota yang mayoritas penduduknya Muslim.  

“Etnisitas dan keberagaman menjadi ciri khas kota ini. Sesuatu yang kita hargai. Memang sih praktiknya tidak selalu mudah di dunia nyata. Tapi paling tidak kami berusaha untuk berinteraksi satu sama lain sebagai satu kesatauan masyarakat,” kata Majewski.

Baca Juga : Bangun Kekompakan, Perangkat Desa Kalibatur Tangkap Ikan di Pantai Sine

Kendati demikian, ia juga mengakui secara perlahan, masyarakat kota itu mau menerima kehadiran Muslim.

“Ada suasana penerimaan seiring berjalannya waktu. Mereka secara perlahan menerima kehadiran Muslim. Dan ini yang membuat kita berpotensi untuk dijadikan kota contoh mengenai interaksi dalam keberagaman,” lanjutnya.

Pada 2014 silam, warga Muslim masih minoritas. Namun semakin membengkak, dan dewan kota sempat mengeluarkan peraturan yang melarang masjid memasang suara azan keras-keras. Peraturan itu masih berlaku, namun masyarakat tidak keberatan jika sesekali suara azan dikumandangkan keras pada hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha.

Hasil gambar untuk hamtramck muslim population
Foto: Daily Mail

Seorang pemilik bar dan restoran khas Polandia bernama Carolyn Wietrzykowski mengakui jika awalnya ada reaksi penolakan warga non-Muslim terhadap para pendatang Muslim. Namun, hal itu sudah menjadi cerita lama.

“Bagi mereka yang tinggal di kawasan pinggiran, kota Hamtramck sekarang sangat mengecewakan mereka. Saya tidak mengerti itu. Mereka berharap ini masih kota bernuansa khas Polandia. Tapi, menurut saya, seharusnya ini merupakan kota yang khas Amerika,” ujar Wietrzykowski.

Kini banyak warga Hamtramck bangga dengan keberagaman di kota tersebut. Piast Insitute, sebuah pusat riset nasional Polandia di AS, mengungkapkan, lebih dari 30 bahasa bisa didengar di sekolah-sekolah di Hamtramck.

Mengingat tingginya warga keturunan Arab, bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat popular selain Inggris. Ada pula warga keturan Yaman, Bangladesh dan Bosnia, kota itu juga kini dibanjiri pendatang keturunan Ukraina.


Topik

Serba Serbi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Pipit Anggraeni