INDONESIATIMES- Isu upaya kudeta terhadap Partai Demokrat hingga kini rupanya kian memanas. Beberapa waktu lalu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhyono (AHY) membeberkan adanya isu kudeta yang diduga dilakukan oleh orang yang ada di lingkaran Presiden Jokowi.
Mengetahui kabar itu, beberapa pihak pun memberikan dukungan dan simpati terhadap Partai Demokrat. Terkait hal ini, Demokrat lantas mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bersimpati atas isu kudeta.
Baca Juga : Antisipasi Banjir, Pemdes Tunggangri Gotong Royong Perkuat Tanggul Kali Duwur
"Terima kasih atas simpati, dukungan dan solidaritas dari berbagai pihak atas upaya pengambilalihan paksa," kata Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief, melalui akun Twitter-nya, @Andiarief__.
Lebih lanjut, Andi mengatakan jika isu kudeta ini bukan semata-mata sebagai masalah internal saja. Diketahui saat ini Demokrat pun sedang mempertimbangkan usulan untuk menggelar mimbar bebas.
"Memang, masalah ini bukan semata-mata soal Partai Demokrat, ini masalah demokrasi. Usulan agar membuka mimbar bebas demokrasi di kantor DPP Proklamasi sedang kami pertimbangkan," lanjut Andi.
Seperti diketahui, isu kudeta Demokrat ini diungkapkan langsung oleh AHY dalam sebuah konferensi pers. Terdapat sejumlah nama yang diduga terkait dengan isu tersebut, mulai dari kader Demokrat Jhoni Allen Marbun, mantan Bendum Demokrat Nazaruddin, hingga Kepala Staf Presiden Moeldoko.
Di tengah-tengah isu kudeta ini, muncul pula isu adanya kedekatan Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Moeldoko. Menangagapi isu tersebut, Partai Demokrat menilai hal itu hanyalah sebagai isapan jempol.
"Pertama, Bapak SBY tidak pernah bicara ke Bapak Moeldoko agar bersabar-sabar soal pencalonan Ketua Umum PD. Ini spekulasi yang tidak berdasar," ujar Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP PD, Herzaky Mahendra Putra.
Baca Juga : Rektor ITN Malang Tutup Usia, Wali Kota: Beliau Tak Banyak Bicara tapi Banyak Bekerja
Isu ini muncul berawal dari hubungan masa lalu SBY saat mengangkat Moeldoko sebagai Panglima TNI. Hal itu pun langsung dibantah oleh Herzaky.
"Kedua, kami tegaskan, isu mengenai kedekatan Bapak SBY dengan Bapak Moeldoko karena diangkat menjadi Panglima TNI di zaman Bapak SBY, itu tidak benar," tandasnya.
Herzaky lantas menjelaskan jika pengangkatan Moeldoko kala itu merupakan mekanisme internal TNI yang tidak dicampuri oleh SBY.