Kabar duka menyelimuti Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Rektor ITN Malang Prof Dr Ir Kustamar MT tutup usia pukul 03.00 pagi tadi, Senin (8/2/2021). Rektor yang menjabat periode 2019-2023 itu wafat dalam usia 57 tahun.
Kustaman merupakan ektor ke-10 ITN Malang. Dia menggantikan Dr Ir Lalu Mulyadi.
Baca Juga : Upaya Kudeta Jhoni Allen Diungkap Ketua Demokrat Sulsel, Paksa ke Jakarta dan Minta Rekening
Wakil Rektor I ITN Malang Dr IR Limpraptono MT mengatakan, informasinya Kustamar meninggal dibkediamannya di Jalan Simpang Sulfat Utara 9, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing. "Kami sangat terkejut dan kami segenap civitas sangatlah kehilangan," ungkapnya.
Memang Kustamar sempat mengalami sakit hingga sempat juga dibawa ke rumah sakit. Namun, kesehatannya membaik dan pulang dari rumah sakit.
Komunikasi secara daring sempat beberapa kali dilakukan. Namun belakangan kondisi yang bersangkutan mengalami drop. "Dari sini mungkin Tuhan berkehendak lain," kata Limpraptono.
Mengenai kondisi drop rektor yang telah meraih gelar guru besar belum lama ini, Limpraptono mengatakan telah sejak bulan November lalu. Namun mengenai sakit yang diderita Kustamar, dia masih enggan untuk menjelaskan. "Kalau untuk itu (sakitnya) mungkin pihak keluarga," ucapnya.
Prof Kustamar, menurut Limpraptono, merupakan sosok yang baik dan sabar. Semangatnya untuk mengembangkan ITN Malang menjadi kampus terbaik begitu besar. "Apalagi sebelum beliau meninggal, telah mencapai gelar guru besar. Ini sebuah kebanggaan bagi kami," ujarnya.
Sementara itu, pantauan di rumah duka, hingga saat ini telah banyak kolega, keluarga dan rekan-rekan rektor ITN yang datang melakukan takziah. Bahkan, Wali Kota Malang Sutiaji juga datang ke rumah rektor ITN Malang itu bersama sejumlah pejabat, seperti Sekda Kota Malang Wasto.
Baca Juga : Sambut Imlek, Intip Yuk Inspirasi Outfit Cheongsam Kekinian untuk Tampil Classy
Sutiaji sendiri dalam sambutannya mengatakan sebelumnya sudah mengenal sosok Kustamar. “Jauh sebelumnya saya sudah bersahabat dengan beliau. Walaupun saat itu belum jadi rektor, beliau kerjanya luar biasa. Tak banyak bicara tapi banyak kerja,” ungkapnya.
Karena itu, atas nama pribadi dan Pemkot Malang, Sutiaji sangat merasa kehilangan. Sebab, kontribusi Kustamar untuk Kota Malang juga luar biasa.
“Kami merasa sangat berduka. Duka kami ada dua. Yang pertama, kami kehilangan beliau sebagai seorang akademisi. Dan yang kedua, beliau sebagai bagaian dari kami (Pemkot Malang). Beliau suami dari Direktur Teknik Perum Tugu Tirta Ari Mukti. Mari bersama kita doakan beliau agar segala amal ibadahnya diterima Allah SWT,” pungkasnya.