Kepulangan Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shihab ke Indonesia rupanya justru menimbulkan polemik. Hal itu lantaran kerumuman massa yang antusias menyambut Rizieq Shihab.
Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19 massa justru berkerumun tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Terlebih saat acara pernikahan putri keempatnya dan acara Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga : Optimalisasi Dana Haji, BPKH Minta Revisi UU 34 Tahun 2014
Akibat kerumunan massa di acara Habib rizieq itu terdapat empat aparat yang harus dicopot jabatan. Selain itu, ada dua pejabat yang dipanggil Polda Metro Jaya untuk memberikan klarifikasi.
Mereka dianggap telah lalai dalam menegakkan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Terkait peristiwa ini, polemik kehadiran Rizieq pun semakin panas.
Bahkan gelombang penolakan Habib Rizieq kini sudah mulai terlihat. Setidaknya ada tiga daerah yang dikabarkan menolak kehadiran Habib Rizieq.
Ketiga daerah itu adalah Cianjur, Banten dan Medan. Namun, penolakan itu hanya dilakukan sekelompok orang yang mengatasnamakan sebuah organisasi.
Seperti di Medan, foto habib Rizieq diinjak-injak massa demonstran di depan kantor Gubernur Sumut pada Jumat (20/11/2020). Kedatangan Habib Rizieq ditolak lantaran telah melakukan kegiatan yang mengumpulkan massa di wilayah Tangerang, Bogor, dan Jakarta beberapa waktu lalu.
Bahkan, kelompok tersebut mengecam pernyataan Rizieq yang dinilai sebagai ujaran kebencian dan memecah belah umat. Kelompok tersebut diketahui ialah Laskar Front Pembela Pancasila (FPP).
"Kita tidak mau apa yang terjadi di Jakarta, akan dibuat di Sumatera Utara. Mereka mengabaikan protokol kesehatan," kata Zulkarnain salah satu anggota FPP.
Lebih lanjut ia mengatakan jika sebagai keturunan Rasul, semestinya ucapan Rizieq merujuk pada sikap baik Nabi Muhammad SAW.
"Tidak ada satu agama manapun yang menganjurkan menghina agama lain. Kalau dia keturunan Rasul yang mulia, ucapannya semestinya tidak memecah belah umat," ujarnya.
Massa lantas mengingatkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi untuk tidak memberi izin kedatangan Rizieq. Lantaran, mereka mendengar isu jika Rizieq akan datang ke Medan dapan waktu dekat.
"Kita baru dapat kabar, dalam minggu-minggu depan," cetusnya.
Baca Juga : Pasien Sembuh Tidak Bertambah, Kasus Positif Covid-19 di Kabupaten Malang Tembus 1.130
Di sisi lain, mereka juga membawa sebuah poster yang bertuliskan "Habib Rizieq jangan buat resah masyarakat Sumatera Utara!!!"
Sementara di Banten, demo penolakan Rizieq dilakukan di Alun-alun Serang. Mereka terdiri dari massa Organisasi sayap NU, Anshor dan Banser.
Selain itu ada pula kelompok Laskar Pendekar Banten Sejati (Lapbas) dan Peguron Jalak Banten. Perwakilan massa, Siti Komariha mengatakan aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terkait rencana kedatangan Habib Rizieq Shihab di Banten.
"Kami dari Banten siap menolak Rizieq Shihab. Kami tidak ingin dengar ujaran kebencian terhadap ulama, TNI, Polri dan pemerintah," ungkap Siti.
Lalu di Cianjur, Pjs Bupati Cianjur Dudi Sudrajat Abdurachim tidak akan mengeluarkan izin untuk agenda yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa, termasuk acara Rizieq Shihab yang rencananya akan menggelar tabligh akbar. Hal itu lantaran status Covid-19 di Cianjur masih rawan.
"Saat ini, satgas berusaha menekan angka penyebaran Covid-19 yang meningkat sejak satu bulan terakhir, kalau ada yang mengajukan izin yang menghadirkan orang banyak, tentunya tidak diizinkan," katanya.