Nanang Setiawan patut berbahagia. Pasalnya usaha kerajinan batu alam miliknya bisa kembali bangkit, setelah hampir setahun mati suri.
Sejak akhir tahun 2019 lalu Nanang tak lagi bisa mengekspor kerajinan batu miliknya lantaran adanya pandemic covid-19.
Baca Juga : Triwulan Ketiga, Ekonomi Malang Tumbuh Positif Dipicu Kinerja Sektor Perdagangan
Selain teguh dan ulet merayu dan meyakinkan pelanggan lamanya, Nanang juga mendapat bantuan dari pihak lain, yang membantu pemasaran kerajinan batunya. Salah satu bantuan itu dari Kodim Tulungagung. Berkat bantuan dari Kodim Tulungagung, Nanang mendapat pelanggan baru dari Amerika.
Komandan Kodim Tulungagung melalui Kepala Staf Kodim Tulungagung, Mayor Inf. Muji Wahono mengatakan bantuan pemasaran ini merupakan bentuk kepedulian TNI terhadap keberlangsungan UMKM di Tulungagung.
“Sebagai bentuk kepedulian, kita bantu pemasaran produk kerajinan batu ini,” ujar Muji Wahono.
Selain kerajinan batu, pihaknya juga akan membantu pemasaran produk UMKM lainnya.
Sementara itu Nanang mengungkapkan jika sudah selama hampir setahun dirinya tak bisa mengirim kerajian batunya ke luar negeri.
Selama ini pangsa pasar kerajian batu miliknya berasal dari benua biru, Eropa. Dengan bantuan Kodim, pihaknya mendapat pelanggan baru dari Amerika.
“Ini pelanggan baru dari Amerika yang dibantu pemasaranya oleh Kodim Tulungagung,” ujar Nanang.
Di masa pandemi ini pihaknya baru bisa mengekspor kerajian batu alam sebanyak 4 kali. Jumlah itu menurun jika dibandingkan sebelum pandemi.
Untuk menutup biaya produksi selama pandemi dan menggaji 16 karyawannya, dirinya harus menjual 2 truk dan motor miliknya.
“Kalau saya berhentikan mereka kan kasihan, jadi saya tetap berusaha agar mereka tetap bekerja meski saya harus jual barang,” terangnya.
Baca Juga : Pernah Jaya Lalu Tenggelam, Desa Penghasil Abon Ikan di Tulungagung Ini Lakukan Inovasi
Di gudang miliknya ada beberapa barang yang terpaksa ditunda pengirimanya, lantaran pelanggannya dari luar negeri masih belum memungkinkan untuk mengambil barang miliknya.
“Ada 2 kontainer yang masih belum bisa kirim, karena kondisi masih belum memungkinkan,” ujarnya.
Kerajinan batu alam yang diekpsor berupa wastafel dari batu kali dan fosil, hiasan taman dan kerajinan batu lainnya.
Disinggung minat pasar lokal terhadap kerajinan batu alam, Nanang menjelaskan jika pasar lokal selalu ketinggalan 1 dekade dengan pasar ekspor.
“Contohnya batu fosil, di luar negeri sudah trend sejak 2010 lalu, Indonesia baru-baru saja trend,” terangnya.
Dirinya sudah memulai usahanya sejak 2008 lalu, dan baru kali ini mendapat hantaman telak akibat covid-19.
Nanang berharap agar pandemi ini segera berakhir, sehingga UMKM bisa kembali normal.