JATIMTIMES - Kebutuhan tenaga kerja Indonesia di luar negeri masih sangat besar.
Data Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) mencatat terdapat sekitar 1,3 juta job order yang menunggu untuk diisi pada 2024. Namun, hingga Desember 2024, baru 297.440 lowongan yang berhasil terpenuhi, meninggalkan lebih dari 1 juta peluang kerja yang belum terisi.
Baca Juga : Setahun Layani 14 Juta Penumpang, Bandara Juanda Tersibuk Ketiga di Indonesia
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding, menyoroti ketimpangan ini sebagai tantangan sekaligus peluang besar bagi Indonesia. Di satu sisi, banyak angkatan dalam negeri yang sulit mendapatkan pekerjaan karena keterbatasan kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja. Bahkan, menurut Karding ada sekitar 7,4 juta pengangguran di tanah air.
Di sisi lain, kebutuhan tenaga kerja di luar negeri terus meningkat, terutama di negara-negara seperti Malaysia, Hong Kong, Taiwan, dan Singapura.
"Masih ada peluang pemberangkatan yang sangat besar. Ini menjadi salah satu solusi. Tapi yang perlu kita ubah adalah paradigma. Kita ke sana bukan hanya sebagai tenaga kerja, tapi juga untuk menimba ilmu dan pengalaman. Dengan begitu, kita bisa pulang membawa pengetahuan yang dapat membangun Indonesia," ujar Karding saat berkunjung ke Universitas Islam Malang (Unisma) belum lama ini.
Untuk mengatasi ketimpangan ini, Kementerian P2MI menargetkan memberangkatkan sekitar 425 ribu pekerja migran pada tahun 2025. Target tersebut mencakup lebih dari 2.000 jenis pekerjaan di 100 negara, dengan fokus pada negara-negara yang memiliki permintaan tenaga kerja tinggi.
Upaya ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan pengangguran di dalam negeri sekaligus meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia. Dengan penempatan di berbagai sektor, PMI diharapkan tidak hanya bekerja, tetapi juga mengembangkan keterampilan yang bisa diterapkan saat kembali ke tanah air.
Baca Juga : Menu Makan Bergizi Gratis di Kota Malang Dipastikan Penuhi Kebutuhan Gizi
Kementerian P2MI menekankan pentingnya mempersiapkan para calon PMI dengan pelatihan dan pendidikan yang memadai. Program-program peningkatan keterampilan dirancang agar PMI dapat bersaing secara global dan memberikan kontribusi yang signifikan baik di negara penempatan maupun di Indonesia.
Langkah ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Dengan semakin terbukanya peluang kerja di luar negeri, pemerintah optimis bahwa pekerja migran dapat menjadi motor penggerak ekonomi sekaligus agen perubahan di masyarakat.