Seorang penambang pasir, Agus Subagio (42) warga Desa Bangoan Kecamatan Kedungawaru menemukan sebuah arca kuno. Arca ini ditemukan saat Agus menggali tambang pasir di tepian Kali Brantas, Selasa (13/10/20) lalu.
Saat pertama kali ditemukan, Agus sempat mengira sebuah topeng “tetek melek”. Namun setelah diangkat dan dibersihkan, ternyata sebuah arca kuno tanpa kepala.
Baca Juga : Lapuk, Pohon Kelengkeng 8 Meter Tumbang di Kota Batu
“Saya angkat, saya bersihkan lalu saya bawa pulang,” ujar Agus dalam logat Jawa yang kental, Sabtu (17/10/20).
Selain temuan arca, di lokasi sekitar sering ditemukan batuan umpak dan batu bata bangunan kuno.
Beberapa warga meyakini jika di sekitar lokasi dulunya bekas kerajaan. Mengingat di sekitar lokasi ada sebuah situs bernama “Mbah Gilang”.
“Diperkirakan di sini dulunya kerajaan, versinya masyarakat,” kata Agus.
Arca ini disimpan di rumahnya. Agus memperbolehkan siapa saja melihat arca tersebut. Namun dirinya melarang arca untuk dipindahkan.
“Jangan dulu, minimal selama 1 minggu sampai 40 hari (di rumah Agus),” ujarnya.
Sementara itu Korwil BPCP Jatim Wilayah Tulungagung, Hariyadi membenarkan penemuan arca itu. Pihaknya sudah melihat langsung temuan arca kuno tersebut.
Arca tersebut menurut Hariyadi merupakan arca perwujudan dan merupakan benda cagar budaya. Hariyadi berharap penemu arca melaporkan temuannya ke kepala desa (Kades) setempat, agar Kades segera melaporkan penemuan arca tersebut untuk ditinjau Dinas Pariwisata Tulungagung.
“Tentunya dinas akan bertanggung jawab meminta tim ahli cagar budaya dari arkeolog BPCB Jatim meneliti keaslian arca tersebut,” ujarnya.
Baca Juga : DPRD Minta Penegak Hukum Tindak Tegas Distributor dan Kios Pupuk Nakal di Banyuwangi
Namun melihat dari lokasi penemuan dan bentuk serta temuan lainnya, dirinya meyakini jika arca tersebut merupakan cagar budaya.
Di lokasi tersebut sering ditemukan berbagai jenis umpak dan lumpang, yang menurut penuturan warga sering dijarah oleh orang tak dikenal.
Disinggung adanya kerajaan atau hunian masa lalu di lokasi penemuan arca, Hariyadi mengatakan sesuai dengan prasasti Batu Gilang, memang dimungkinkan ada pemukiman di lokasi tersebut.
“Di sini ada prasasti Batu Gilang peninggalan (era) Kediri, meski belum terbaca secara lengkap, namun itu merupakan tanda-tanda di bantaran Kali Brantas dulunya tempat pemukiman,” terangnya.
Perkiraan ini diperkuat dengan kajian dari beberapa ahli sejarah, yang menyatakan di sekitar Desa Tapan ada dermaga besar.
Jika ditelusuri, dari wilayah Tapan hingga ke Pulotondo, Kecamatan Ngunut, banyak ditemukan serakan-serakan peninggalan sejarah, seperti sumur jobong, umpak, ambang pintu, hiasan rumah, batu bakal candi, arca.
“Apalagi di Pulotondo ditemukan ambang pintu, diduga digunakan untuk mempertajam sebuah pedang,” pungkasnya.