Pemandangan tak biasa terjadi di Sekolah Dasar Negeri 1 Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Sejumlah siswa tampak menangis dan ngambek karena takut disuntik imunisasi, Selasa (29/9/2020) pagi.
Berbagai ekspresi spontan ketika berhadapan dengan jarum suntik. Ada yang takut, ada yang malah tersenyum, bahkan ada yang menangis kencang saat mengetahui Bidan Puskesmas Yosomulyo, Suprihatin, Amd.Keb bersama petugas kesehatan masuk ke kelas mereka.
Baca Juga : 31 Warga Al-Izzah Kota Batu Dinyatakan Sembuh Tanpa Swab Test Ke-Dua
Kedatangan para petugas tersebut untuk menjalankan program tahunan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SDN 1 Yosomulyo.
Berbekal pengalaman, petugas kesehatan bersama guru bertindak cepat seolah jadi psikolog menenangkan para siswa agar tak takut disuntik.
“Ayo anak anak pintar, yang maju duluan dapat hadiah, disuntik tidak sakit kok,” bujuk Bidan Suprih.
Upaya ini berhasil, para siswa berangsur tenang dan berani maju saat dipanggil meski ada yang masih nangis hingga tak terasa jarum suntik sudah berlepas dari lengan kirinya.
"Program imunisasi BIAS ini dilakukan untuk memberikan perlindungan dan kekebalan daya tahan tubuh kepada anak-anak usia SD terutama kelas 1 terhadap penyakit campak, difteri dan tetanus," terang Suprih.
“Memang di tengah pandemi Covid-19, kondisi sekolah saat ini banyak menerapkan belajar dari rumah tapi tidak menghalangi berjalannya program tahunan BIAS, jangan sampai dengan tidak memberi imunisasi Measles dan Rubella (MR) malah muncul masalah kesehatan baru di Yosomulyo," tambahnya.
Baca Juga : Berawal Perjalanan dari Madura, Sejumlah Nakes di Blitar Dilaporkan Positif Covid-19
Para guru dan orang tua perlu memberikan dukungan jika anaknya mendapat imunisasi di sekolah oleh petugas Puskesmas. Untuk menekan kemungkinan terjadinya penularan Covid-19, proses imunisasi dilakukan secara bertahap di masing-masing sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan.
Sementara Kepala SDN 1 Yosomulyo, Sunarsih menyebut pihaknya sebelum pelaksanaan BIAS sudah melakukan sosialisasi dan pendekatan yang intensif kepada wali murid.
“Sebelumnya kami sudah sosialisasi kepada wali murid tentang imunisasi di sekolah, dan orang tuanya mendukung disertai surat pernyataan dan semua mendampingi anaknya saat disuntik, jadi kami juga menjaga kenyamanan jangan sampai setelah disuntik imunisasi orang tuanya protes dan marah-marah,” terang Sunarsih.
Salah satu siswi, Aira Putri siswi kelas 1 ini mengaku takut disuntik. "Saya takut disuntik, makanya teriak dan menangis," jelasnya usai menerima imunisasi.