JATIMTIMES - Micin atau monosodium glutamate (MSG) merupakan bumbu yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Micin adalah sebuah senyawa kimia yang sering ditambahkan pada makanan sebagai penyedap yang memberikan rasa umami yaitu rasa gurih yang khas dan mendalam.
Baca Juga : Jumlah Kasus Masih Tinggi, Dinkes Kota Malang Imbau Deteksi Dini Dua Penyakit Ini
Sudah sejak lama, micin menjadi bahan perdebatan masyarakat karena selalu dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan seperti sakit kepala, mual, penyakit serius, dan bahkan mengonsumsi micin bisa membuat orang jadi bodoh.
Bahkan beberapa orang memilih untuk tidak mengonsumsi micin dengan alasan ingin hidup yang lebih sehat dan ingin pintar. Pertanyaannya sekarang, benarkah micin bisa bikin bodoh?
Fakta Micin yang Tak Banyak Orang Tahu
Melansir channel YouTube Raditya Dika, praktisi kesehatan, Dokter Tirta Mandira Hudi atau yang akrab disapa dr. Tirta membantah jika micin bisa bikin bodoh.
"Jadi istilah itu kita flashback jawabannya adalah micin tidak bikin bodoh selesai,” jawab dr Tirta dikutip Jumat (7/2/2025).
Tirta melanjutkan, orang-orang tahu MSG, tapi mereka tidak tahu bahwa kandungan pada MSG itu umumnya terdiri atas komponen asam amino nonesensial.
“Orang-orang berbicara MSG, tapi mereka tidak tahu bahwa glutamate adalah salah satu komponen dari asam amino nonesensial. Glutamat itu memang memberikan sensasi gurih, maka dikombinaksikan dengan garam menjadi monosodium glutamate untuk menjadi penyedap makanan," sambungnya.
dr. Tirta menegaskan bahwa penelitian yang menyebutkan hal tersebut biasanya dilakukan pada hewan, seperti tikus. Dalam penelitian ini, tikus diberi dosis MSG yang sangat tinggi, jauh di atas batas asupan yang direkomendasikan, yang menyebabkan perubahan ukuran otak mereka.
"Dalam konteks manusia, asupan MSG yang wajar berdasarkan rekomendasi WHO tidak akan memberikan efek buruk. Jadi, tidak benar jika micin membuat bodoh. Yang harus diperhatikan adalah jumlah dalam konsumsinya," jelasnya.
Batas Asupan Harian yang Direkomendasikan
dr. Tirta mengingatkan bahwa seperti semua zat gizi lainnya, MSG pun harus dikonsumsi dalam batas yang aman. WHO merekomendasikan asupan harian MSG maksimal 30 mg per kilogram berat badan. Secara umum, rata-rata konsumsi MSG di masyarakat adalah antara 1,8 hingga 2 gram per hari, setara dengan 0,5 hingga 1 sendok teh.
Di samping MSG, dr. Tirta juga menekankan pentingnya memperhatikan asupan gula dan garam. Berikut adalah batasan asupan harian yang disarankan:
1. Gula: 50 gram (sekitar 4 sendok makan)
2. Garam: 2 gram (sekitar 1 sendok teh)
3. MSG: 30 mg/kg berat badan (rata-rata 1,8-2 gram)
"Ketika kita mengonsumsi kecap, saus, atau sambal, kita juga harus memperhitungkan natrium yang sudah terkandung di dalamnya. Penting untuk tidak melewati batas ini agar tetap sehat," pesan dr. Tirta.
Dampak Terlalu Banyak Mengonsumsi MSG
Baca Juga : Hati-Hati, Ternyata Tidak Semua Moisturizer Bisa Dipakai untuk Perawatan Wajah
Lebih lanjut, dr. Tirta tidak menyarankan mengonsumsi micin secara berlebihan. Pasalnya, bila mengonsumsi micin secara berlebihan, bisa berisiko menimbulkan penyakit hipertensi, sindrom metabolik, hingga berkurangnya sensorik pada indra perasa.
“Risikonya kalau berlebihan itu ada tiga, yang pertama hipertensi, jadi dia konsumsi MSG berlebihan dalam waktu lama. Yang kedua, sindrom metabolik, dia konsumsi MSG berlebihan dalam waktu yang lama," ungkap dr. Tirta.
"Dan, yang ketiga ya enggak jauh-jauh dari dia akan ngerasa sensorik lidahnya akan berkurang karena toleransi sama toleransinya makin turun. Jadi jangan berlebihan selama aman sifatnya," pungkasnya.