SURABAYATIMES - Pengamat Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Rachmah Ida memandang, duet Machfud Arifin-Mujiaman berpeluang memenangkan kontestasi politik Surabaya. Banyak contoh bukan kader partai yang diusung dalam pemilihan kepala daerah bisa menang.
Prof Rachmah mencontohkan Anies Baswedan yang notabene kalangan profesional menang dalam pilgub DKI. Begitu juga dengan Joko Widodo yang mulanya bukan kader murni, bisa menjadi wali kota Solo, gubernur DKI hingga menjadi presiden RI. "Gejala itu bisa berlaku untuk semuanya, termasuk Surabaya sudah ada contohnya," ujar dia.
Menurut Rachmah, apa yang dilakukan Machfud Arifin dengan turun ke lapangan secara masif otomatis meningkatkan popularitas. Sebab, pemilih Surabaya butuh kenal terhadap figur calon. "Masyarakat Surabaya itu tak kenal maka tak sayang," jelasnya.
Prof Rachmah menegaskan, kekuatan Machfud Arifin-Mujiaman dengan delapan partai pengusung, yakni Gerindra, Golkar, PPP, Nasdem, Demokrat, PKS, PAN, dan Nasdem. Parai pengusung ini bisa mengerahkan kader atau follower-nya untuk memenangkan duet Machfud-Mujiaman.
Sementara itu, pengamat politik Ubhara Surabaya Fitria Widiyani Roosinda menegaskan, duet Machfud Arifin-Mujiaman sangat mampu menyukseskan pembangunan Kota Surabaya karena banyak daerah yang sukses dipimpin para profesional. Surabaya sendiri memiliki sejarah sukses Bambang DH yang berduet dengan Tri Rismaharini dari kalangan profesional.
Fitria mengatakan, tak sedikit masyarakat yang kecewa dengan kepala daerah yang berlatar politisi karena terkadang memprioritaskan kepentingan partai. Terhadap gejala ini, Fitria menilai fakta ini menjadi peluang baik bagi pasangan Machfud-Mujiaman.
"Pasangan MM dapat menggunakan peluang ini untuk memenangkan hati masyarakat. Sebenarnya masyarakat kita sudah semakin terdidik. Jejak digital, rekam prestasi, itu sangat menentukan. Oleh sebab itu berbagai program solutif kreatif harus diciptakan oleh pasangan MM," terangnya.
Menurut Fitria, Machfud-Mujiaman pasangan profesional terbiasa bekerja dengan beragam tekanan dan deadline. Sehingga sangat bisa dan menyelesaikan berbagai warna permasalahan di Surabaya, apalagi keduanya sudah teruji dan berhasil selama menjadi pemimpin di instansinya masing-masing.
Diketahui, Mujiaman dikenal memiliki prestasi selama menjadi dirut PDAM. Di antara prestasi itu adalah inovasi di bidang digital. Apa pun urusannya dengan PDAM tidak perlu ke kantor. Sebab, kantor pelayanan 100% closed.
Selain itu, meningkatkan pertumbuhan usaha perusahaan menjadi dua kali pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan memastikan pertumbuhan usaha pada saat musim pandemi corona tetap baik sekitar 8% karena adanya perbaikan supply dan pemakaian air oleh pelanggan domestik. Juga meningkatkan kesejahteraan karyawan dan perbaikan tempat kerja yang aman dan nyaman.
Machfud-Mujiaman sudah memiliki pengalaman dalam memimpin dan sudah teruji dengan berbagai keberhasilan yang di dalam. Hal itu menjadi salah satu modal kuat mereka mampu memajukan kota pahlawan ini.
Sementara itu, Machfud berhasil menjadi kapolda di tiga provinsi berbeda dan Mujiaman selama memimpin PDAM juga berprestasi. Keduanya memiliki modal keberhasilan dalam memimpin, dengan begitu pasangan MM ini bisa membuktikan bahwa duet profesional adalah pilihan yang tepat.