Bisnis biro perjalanan umroh sempat booming beberapa tahun terakhir ini. Bahkan banyak dibuka secara massif peluang kerjasamanya. Namun gegara pandemi Covid-19 melanda, bisnis ini dapat dikatakan mati total dan ironisnya tidak ada yang peduli terhadap orang yang terlibat di dalamnya.
Curahan hati para pelaku pun bergema dan hampir senada. Tidak ada satupun yang membahas hal ini sama sekali. Pemerintah yang selama ini mendapatkan pemasukan dengan adanya pengurusan paspor juga tidak ada tindakan sama sekali yang menunjukkan kepedulian ke para pelaku bisnis biro perjalanan umroh.
Baca Juga : Sukses Budidaya Ikan Hias Saat Pandemi, Warga Jombang Ini Raup Untung Puluhan Juta
Wartawan Yogyakarta TIMES saat menemui beberapa pelaku bisnis ini mendapatkan hasil yang sama seperti yang sudah diperkirakan. Yaitu bisnis ini hampir mati total.
Dari beberapa yang ditemui dan dihubungi hampir keseluruhan mengatakan sudah menutup kantor operasionalnya dan merumahkan seluruh karyawannya.
“Ya sementara tutup pak. Karyawan semua di rumahkan, mau gimana lagi, kan tidak bisa memberangkatkan,” kata Faris salah satu pelaku biro di Jogja saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Saat ditanya mengenai aktivitas yang dijalankan saat bisnisnya tutup, Faris mengatakan, banting setir ke bisnis kuliner.
Menurutnya pula, semua bisnis biro umroh di Jogja berhenti beroperasional dan rata-rata beralih bisnis. Mengenai apa yang diupayakan selama pandemi untuk menjalankan bisnis umroh, Faris mengatakan sempat melakukan promosi online, namun tidak ada hasil sama sekali. Sehingga untuk saat ini lebih fokus ke bisnis barunya yang ada hasilnya dari pada meneruskan yang tidak bisa dijalankan.
Mengenai kewajiban yang masih harus dijalankan terhadap konsumen, Faris mengaku masih harus memberangkatkan tiga orang yang sudah terlanjur daftar. Tetapi di biro induk tempatnya bernaung, diperkirakan ada sekitar seribuan lebih yang belum berangkat dan bahkan harus ditarik saat sudah ada di bandara di awal pandemi.
“Ada pak, sebelum covid ada tiga orang yang sudah daftar, dan ternyata setelah itu pandemi melanda. Kedutaan stop visa, ya sudah, masih punya tanggungan itu” terangnya.
Hal ini berbeda dengan pernyataan Hendra, salah satu pemasaran kelompok arisan umroh di Yogyakarta. Saat ditemui di rumahnya, Hendra mengatakan bahwa arisan yang dilakukan masih berjalan walaupun belum ada kepastian pemberangkatan.
Baca Juga : Matangkan Konsep Koperasi Syariah, MWC NU Pundong Mulai Susun Rencana Bisnis dan Perizinan
“Masih, masih berjalan seperti biasa. Cuma memang tidak kumpul bulanan lagi saat penarikan arisannya, cukup melalui transfer” ucapnya.
Menurutnya, kelompok arisan umrohnya ini masih bisa berjalan karena arisan baru dimulai sebelum pandemi dan sudah punya kesepakatan dengan jama’ah. Maka mau tidak mau arisan tetap harus dijalankan.
Saat ditanya lebih lanjut, Hendra mengatakan bahwa kelompok arisan yang ia kelola bersama temannya ini memang baru dimulai, sekitar bulan Januari 2020. Rencananya, bulan Desember akan memberangkatkan 12 orang dari yang mendapatkan arisan satu orang setiap bulan.
Mengenai pemberangkatannya, kelompok arisan umroh ini memang belum menunjuk salah satu biro, namun akan ditawarkan ke biro yang siap memberangkatkan sesuai jadwal yang diperjanjikan.
Hendra juga menyatakan, kondisi seperti ini tetap bisa jalan, walaupun mungkin penghimpunan dana arisannya mengalamai beberapa keterlambatan dari anggota.
"Toh belum harus jalan juga sekarang. Yang penting saya mengupayakan agar anggota tetap tertib, dan besok kalo sudah mulai boleh berangkat, tinggal memberangkatkan mereka” ucap pengusaha nasi kebuli ini menutup pembicaraan.