Proyek pembangunan Jembatan Kedungkandang yang telah tertunda kurang lebih selama enam tahun mulai digarap. Rencananya, pembangunan tersebut akan dimulai 22 Juni 2020 mendatang.
Selama progres pembangunan jembatan ini, diprediksi arus lalu lintas padat di daerah tersebut. Namun, dalam hal ini, di kawasan tersebut saat pembangunan tak akan dilakukan penutupan total.
Hal itu dijelaskan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Handi Priyanto belum lama ini. Dia menyebut, meski tak ditutup total, Dishub bersama Forum Lalu Lintas (Lalin) Kota Malang telah menyiapkan beberapa skema untuk mengatur akses pengguna jalan yang akan melintasi kawasan tersebut.
"Kami sudah bahas di rapat forum lalin untuk rekayasa jalan selama pembangunan jembatan. Selama pembangunan jembatan itu, tidak ditutup total," ujarnya.
Ada beberapa alasan yang menjadikan kawasan tersebut masih difungsikan pada masa pembangunan jembatan. Menurut Handi, nantinya jembatan yang lama tidak dibongkar. Sebab, pembangunan jembatan dilakukan menyambung ke atas mirip dengan fly over.
"Jadi, jembatan yang lama tetap difungsika. Nanti tumpuk gitu kayak fly over. Dan pekerja juga banyak yang malam (pertimbangan tak memutup kawasan jembatan)," imbuhnya.
Meski begitu, Dishub tetap akan melakukan evaluasi dan pemantauan ketat. Apabila dirasa membahayakan, maka tidak tertutup kemungkinan kawasan jembatan akan ditutup.
"Tapi nanti kami evaluasi. Kalau memang membahayakan karena walaupun siang tidak dikerjakan, ya mungkin kami tutup jalan itu selama proses pembangunan," kata Handi.
Untuk skema lalu lintas yang disiapkan, Handi menyebut ada beberapa kendaraan yang harus dialihkan. Misalnya yang dari arah Bululawang atau selatab, maka disarankan melewati Pasar Gadang, terus ke utara.
Kemudian kendaraan dari Kedungkandang telah diatur sedemikian rupa untuk melewati tiga jalur yang sudah disiapkan. Misalnya kendaraan yang membawa barang berat seperti truk besar dialihkan melewati Pakis menuju ke arah Blimbing.
Sedangkan k truk sedang, mobil box, atau mobil pribadi disaeankan untuk melewati Jalan Danau Toba, Sawojajar, atau Jalan Muharto. Namun, jika yang melintasi kawasan jembatan adalah warga di area sekitar, maka alternatifnya bisa melewati Jl KH Malik Dalam selama tujuannya tidak terlalu jauh dari wilayah itu.
"Jadi, yang melintas khusus untuk warga saja. Karena untuk bukan warga sekitar, sudah kami siapkan jalam alternatif itu. Kemudian warga setempat yang tujuannya singkat antar-jembatan, kami lewatkan ke Jl KH Malik Dalam. Dinas PUPR juga sudah siap mengaspal dan memperbaiki jalan itu, digunakan untuk jalan alternatif. Tembusnya ke Kedungkandang Gang VII," terang Handi.
Lebih lanjut, selama masa pembangunan jembatan tersebut, baik roda 2 ataupun roda 4 boleh melewati kawasan secara opsional. Dishub juga akan menyiapkan petugas yang akan menjaga di sekitar area kawasan tersebut.
Baca Juga : Akibat Covid-19, Diskopindag Hanya Realisasikan Revitalisasi 2 Pasar Rakyat Kota Malang
"Kami siapkan personel nanti. Dishub, kemudian lantas dari Polsek Kedungkandang. Roda 2 atau 4 bisa lewat. Tapi kami lihat situasi kondisinya. Kalau ada pekerjaan di ata,s ya kami tutup untuk safety," tandasnya.