Pencanangan program Kampung Tangguh sebagai salah satu upaya penanganan pandemi Covid-19 di daerah juga digalakkan di Jember.
Perwujudan program Kampung Tangguh di Jember di antaranya berada di RW 10 Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang dan RW 15 Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates.
Baca Juga : Wabup Lumajang: Kita Semua Ingin Ekonomi Kembali Normal, Patuhi Syaratnya
Kampung Tangguh tersebut telah ditinjau langsung oleh Bupati Jember Faida bersama Komandan Kodim 0824 dan Kapolres Jember.
Dalam kunjungan tersebut, Faida menyoroti berbagai kesiapan yang telah dimiliki masyarakat dalam mewujudkan Kampung Tangguh.
Salah satunya yakni sektor komunikasi yang memungkinkan seluruh warga terlibat dan juga bisa mengakses informasi yang benar selama masa pandemi.
Bupati wanita pertama di Jember itu mengapresiasi inovasi dari Kampung Tangguh di RW 10 Jember Lor Patrang yang bisa membuat semacam aplikasi sebagai sarana komunikasi untuk ratusan orang.
Aplikasi yang digunakan tersebut bahkan bisa menampung hingga 500 orang , sehingga mencakup seluruh kepala keluarga yang tinggal di RW 10.
"Kalau zaman dulu (komunikasi) pakai kentongan, sekarang pakai aplikasi," ujarnya.
Penggunaan aplikasi tersebut, lanjut Faida, membuat pelayanan terhadap masyarakat bisa lebih cepa.
Termasuk jika ada pengaduan warga yang sakit, atau kejadian keamanan, hingga pasokan bantuan dan kebutuhan pangan warga.
Bupati Faida berharap kerja sama yang apik antara semua elemen seperti yang dicontohkan Kampung Tangguh tersebut bisa menjadi motivasi bagi kampung lainnya.
"Gotong royong adalah kunci sukses bangsa Indonesia, Kampung Tangguh bisa menjadi contoh bagi kampung lainnya dalam mengahadapi pandemi secara gotong royong," ujarnya.
Baca Juga : Menuju Transisi New Normal Pasca PSBB, Pemkot Malang Godok Perwal
Menurutnya, semangat dan kesadaran masyarakat, dan kepemimpinan sebuah RT, RW, dan Dasawisma merupakan tonggak terciptanya sebuah kampung yang tangguh.
"Kampung Tangguh ini sebuah cerminan sinergi dalam menjaga diri secara mandiri dari pandemi, seperti membuat portal untuk pemeriksaan bagi pengunjung yang masuk ke wilayahnya," terangnya.
Selain itu, juga terdapat lumbung pangan yang cukup bagi kebutuhan warga yang memerlukan isolasi mandiri.
"Mereka juga mengatur pedagang sayur dan kebutuhan pokok keliling sehingga masyarakat tidak perlu pergi ke pasar," kata Faida.
Dia menambahkan, ada 3 pedagang keliling yang siap memenuhi kebutuhan pokok warga RW 10.
Faida menekankan, dalam menghadapi pandemi global Covid-19 tidak bisa dilakukan sendirian.
Bahkan, lanjut Faida, pemerintah pun butuh kerja sama dengan semua elemen sampai di tingkat bawah.
"Seperti pencanangan sebuah Kampung Tangguh di Jember, yang membutuhkan sinergi sampai ke tingkat RT bahkan Dasawisma," pungkasnya.