Stop Sarapan Menu Ini, Ahli Ungkap Bisa Sebabkan Stres
Reporter
Mutmainah J
Editor
Dede Nana
10 - Feb - 2025, 07:23
JATIMTIMES - Sarapan bukan sekadar rutinitas pagi, tetapi juga kunci penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Gangguan kesehatan fisik maupun mental seperti perubahan suasana hati dan stres merupakan gangguan yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Menu sarapan ternyata bisa menjadi penyebab terjadinya stres dan perubahan suasana hati. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh direktur psikiatri nutrisi, gaya hidup, dan metabolik di Harvard, Dr. Uma Naidoo.
Baca Juga : Strategi Sukses Kelola Keuangan di 2025, Kuncinya Disiplin
Melansir CNBC Make, dr. Naidoo mengungkapkan bahwa para pasiennya mengurangi konsumsi makanan olahan untuk mengurangi gejala gangguan suasana hati, menurunkan stres, meningkatkan energi, dan meringankan gangguan kognitif.
Menurutnya, makanan olahan dapat merusak kesehatan fisik dan mental manusia. Namun sayangnya, makanan tersebut sudah terlanjur menyumbang setengah kalori dalam pola makan standar masyarakat Amerika.
Lebih lanjut dr. Naidoo mengatakan bahwa makanan olahan adalah produk yang buruk bagi manusia karena diproduksi secara industri dan berbahan baku tanaman yang ditanam secara luas dan dimodifikasi secara genetik, seperti jagung, kedelai, dan gula.
"Makanan tersebut cenderung murah untuk diproduksi, mudah dibeli dan dikonsumsi, serta sangat lezat. Sayangnya, berbagai langkah produksi seringkali menghilangkan vitamin, mineral, dan serat alami dari makanan ini," jelas Dr. Naidoo, dikutip Senin (10/2/2025).
Dr. Naidoo menjelaskan jika makanan tersebut memiliki masa simpan yang sangat lama yang diakibatkan adanya bahan pengawet di dalam makanan tersebut.
"Makanan ini memiliki masa simpan yang panjang berkat penambahan bahan pengawet, bahan kimia, perasa buatan, pemanis, dan pewarna. Selain itu, sering kali mengandung asam lemak omega-6 yang tinggi dan asam lemak omega-3 yang rendah," jelasnya.
Lebih jauh, dr. Naidoo menjelaskan, kombinasi bahan-bahan buatan, gula, rasio omega-6 serta omega-3 yang tinggi, dan kandungan nutrisi yang rendah membuat makanan olahan ultra bersifat inflamasi dan merusak mikrobioma.
Jika manusia konsisten mengonsumsi makanan olahan ultra, hal itu dapat menyebabkan sejumlah komplikasi kesehatan fisik dan mental, mulai dari diabetes, obesitas, depresi, hingga kecemasan...