Polres Blitar Berikan Trauma Healing untuk Keluarga Korban Mutilasi Ngawi
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
27 - Jan - 2025, 08:56
JATIMTIMES – Keluarga korban kasus mutilasi yang menggemparkan Ngawi beberapa waktu lalu kini mendapatkan perhatian khusus dari Polres Blitar. Pada Senin (27/1/2025), Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman secara langsung memberikan layanan trauma healing kepada keluarga korban.
Langkah ini bertujuan membantu pemulihan mental dan emosional mereka yang masih dirundung kesedihan mendalam akibat tragedi tersebut.
Baca Juga : Ditinggal Ngopi, Maling Curi Motor Ojol Terekam CCTV
"Kami hadir untuk memberikan dukungan moral dan psikologis kepada keluarga korban. Kami memahami betapa beratnya beban yang mereka tanggung, dan kami ingin memastikan mereka tidak merasa sendirian dalam menghadapi cobaan ini," ujar AKBP Arif di sela kegiatan.
Selain memberikan layanan trauma healing, Kapolres juga menyerahkan bantuan sebagai bentuk solidaritas Polri kepada keluarga korban. Upaya ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial untuk mendampingi masyarakat yang terdampak langsung oleh kejadian-kejadian tragis.
Polres Blitar juga membuka ruang konsultasi bagi masyarakat yang membutuhkan pendampingan psikologis. Kapolres berharap inisiatif ini dapat membantu keluarga korban perlahan-lahan bangkit dan menjalani kehidupan lebih baik.
"Kami ingin memastikan bahwa tidak ada warga yang merasa diabaikan, terutama dalam situasi sulit seperti ini," tambahnya.
Pendampingan Anak Korban
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Blitar turut ambil bagian dalam proses pemulihan keluarga korban. Kedua anak almarhumah Uswatun Khasanah, yang kini berada di Kabupaten Blitar, akan mendapatkan pendampingan khusus.
Menurut Kepala DP3APPKB Kabupaten Blitar, Mikhael Hankam Indoro, pihaknya tengah melakukan asesmen terhadap kedua anak korban. Proses ini dilakukan untuk menentukan bentuk pendampingan yang paling tepat, termasuk kemungkinan perlunya bantuan psikologis.
"Kami asesmen dulu, pendampingannya dalam bentuk apa, perlu pendampingan psikolog atau tidak. UPT PPA sudah terjun ke keluarga korban," ujar Mikhael.
Selain itu, orang tua dan adik korban yang masih dalam kondisi syok juga diprioritaskan untuk mendapatkan pendampingan. "Jika memang diperlukan, pendampingan akan kami usahakan secepatnya," tambahnya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya