Kesalehan Terakhir Pangeran Sambernyawa: Cinta Mendalam pada Al-Qur'an
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
A Yahya
14 - Sep - 2024, 03:15
JATIMTIMES - Pada masa peperangan suksesi di Jawa, Pangeran Sambernyawa adalah gambaran hidup yang dipenuhi dengan kegemerlapan keduniawian. Setiap kemenangan yang diraih dalam pertempuran selalu diiringi dengan pesta pora yang meriah, minuman keras mengalir deras dan tarian riang menggema hingga larut malam. Namun, siapa yang dapat memprediksi bahwa di akhir hayatnya, Sambernyawa akan menjadi sosok yang saleh dan mencintai Al-Qur'an?
Dalam masa perang Suksesi Jawa Ketiga yang mengguncang Jawa, Pangeran Sambernyawa menghadapi momen pahit ketika ia terpaksa mengirimkan surat kepada Pangeran Mangkubumi, mengakui kekalahan yang dideritanya dalam pertempuran.
Baca Juga : Deutsch Club SAC Jerman Corner: Belajar Bahasa Jerman lewat Pengalaman Seru di Dunia Belanja
Respons dari Mangkubumi menjadi sebuah cerminan kebijaksanaan dan keprihatinan yang mendalam. Dalam surat balasannya, Mangkubumi menasihati Sambernyawa agar meninggalkan gaya hidup pesta pora yang melibatkan gadis-gadis penari. Baginya, kesenangan duniawi semacam itu dapat menghalangi Sambernyawa dari petunjuk agama dan pertolongan ilahi dalam pertempuran yang akan datang.
Namun siapa yang menyangka, pada akhir hayatnya, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I, yang dikenal dengan julukan Pangeran Sambernyawa, meninggalkan jejak kesalehan yang luar biasa. Meskipun masa mudanya diliputi oleh kemenangan dalam pertempuran yang dirayakan dengan pesta, transformasi spiritualnya menjadi sorotan terbesar.
Pangeran ini, yang merupakan pendiri Pura Mangkunegaran dan Pahlawan Nasional Indonesia, telah menunjukkan cinta yang mendalam pada Al Quran di akhir kehidupannya.
Lahir dengan nama Raden Mas Said pada tanggal 7 April 1725, Pangeran Sambernyawa dikenal akan ketangguhannya dalam medan pertempuran. Nama "Sambernyawa" diberikan oleh Nicholas Hartingh, perwakilan Gubernur VOC untuk Pantai Timur Jawa, yang mengagumi keberanian dan kemampuannya untuk membawa kematian bagi musuh-musuhnya dalam berbagai pertempuran.
Kesalehan Pangeran Sambernyawa tidak hanya tercermin dari peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah, tetapi juga melalui catatan harian pribadinya yang memperlihatkan sisi spiritualnya di penghujung kehidupannya. Buku harian itu bukan hanya sekadar kumpulan kata-kata, tetapi sebuah cahaya yang menerangi pemahaman kita tentang kehidupan Mangkunegara I...