Serentak 12 Kota, Aksi Simbolik Warnai Peringatan 20 Tahun Kasus Munir di Kota Batu

07 - Sep - 2024, 06:49

Puluhan aktivis menggelar aksi simbolik di Alun-alun Kota Batu untuk memperingati pembunuhan Munir Said Thalib, pejuang HAM yang dibunuh dengan racun pada 7 September 2004. (Foto: Prasetyo Lanang/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Agenda konvoi ziarah makam, hingga aksi simbolik di Alun-alun Kota Batu mewarnai peringatan 20 tahun kasus pembunuhan Aktivis Munir Said Thalib, Sabtu (7/9/2024). Puluhan aktivis dari Malang Raya mengenang perjuangan Munir secara serentak bersama dengan sekitar 12 kota lainnya hari ini.

Rangkaian peringatan dimulai sejak Kamis sore dengan aksi kamisan, dan Jumat malam harinya dengan diskusi publik di Universitas Brawijaya Malang. Agenda tersebut berlanjut dengan ziarah makam untuk mendoakan Munir yang telah berjuang membela hak asasi manusia (HAM) dalam advokasinya.

Baca Juga : Ajak Masyarakat Berpartisipasi Aktif, KPU Magetan Gelar Kirab Maskot Pilkada 2024

Sekitar 50 orang pemuda, mahasiswa dan masyarakat sipil serta keluarga Munir datang ke Pemakaman Umum Sisir, Kota Batu untuk berziarah tepat di hari kematian Munir. Tampak di lokasi pula istri Munir, Suciwati membersamai kolektif NGO, juga mahasiswa beberapa kampus di Kota Malang.

Eko Prasetyo, Pendiri Social Movement Institute yang menjadi panitia agenda peringatan 20 tahun kasus Munir menyampaikan, bahwa mengingat perjuangan Munir sudah menjadi keharusan. Terlebih semangat Munir bisa diwariskan dan diedukasi ke generasi muda seperti mahasiswa dan Generasi Z secara umum.

"Kedatangan semua kawan di sini ingin mewarisi semangat Cak Munir. Yang sebenarnya tidak pernah meninggalkan kita. Kita bersama merawat ingatan dan perjuangannya," Kata Eko saat ditemui pasca ziarah makam Munir, Sabtu (7/9/2024).

Dikatakan, agenda besar mengenang 20 tahun pembunuhan Munir diselenggarakan di sekitar 12 kota serentak. Hari ini berbarengan dengan agenda konvoi di Yogyakarta, Jakarta, Kediri, Semarang, Lamongan, dan kota lainnya. Dengan aksi-aksi yang dilakukan para aktivis bersama keluarga Munir mendesak penuntasan pelanggaran HAM berat.

"Kedua, kita ingin mengajak Gen Z atau terutama anak muda untuk menghidupkan kembali semangat Cak Munir. Perjuangan Cak Munir menjadi relevan akhir-akhir ini ketika demokrasi sedang merosot," jelasnya.

Puluhan aktivis berbagai elemen ziarah ke makam Munir Said Thalib, aktivis hak asasi manusia asal Batu yang dibunuh dengan racun 20 tahun silam.(Foto: Prasetyo Lanang/JatimTIMES)

Yati Andriyani, Mantan Koordinator Komisi Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) yang juga hadir menyebutkan bahwa keadilan harus dibayar oleh negara terhadap korban pelanggaran HAM dan keluarganya.

Baca Juga : Viral Warga Bali Terancam Penjara Akibat Pelihara Landak Jawa, Ini Aturan Lengkapnya!

"Kami mendoakan kematian Munir yang merupakan advokat membela hak asasi manusia diridhai Allah. Kami berkomitmen melanjutkan perjuangan beliau dan berterima kasih atas apa yang sudah ditinggalkan dan bisa dirawat generasi ke generasi, sampai 20 tahun ini terus menyuarakan keadilan," kata Yati.

Dia berharap, sampai kapanpun memperjuangkan keadilan bagi kaum yang dilemahkan termasuk korban pelanggaran berat HAM terus dilakukan. "Baik yang dilakukan dengan mendorong rekomendasi Komnas HAM, maupun banyak hal lain yang terus dikuatkan. Terutama oleh anak-anak muda," Imbuhnya.

Dalam ziarah makam itu, massa aksi berpakaian serba hitam sempat membeber bendera bergambar Munir dengan tulisan "Kami sudah lelah dengan kekerasan," sambil membacakan doa. 

Rangkaian agenda konvoi dan ziarah kemudian dilanjutkan dengan Aksi Simbolik di Alun-alun Kota Batu. Mereka membentang spanduk bertuliskan aksi kamisan dan tuntutan Penetapan kasus Munir sebagai pelanggaran HAM berat Indonesia.