Tekan Impor, Pemerintah Proyeksikan DME untuk Gantikan LPG
Reporter
Riski Wijaya
Editor
Pipit Anggraeni
06 - Mar - 2022, 08:43
JATIMTIMES - Penggunaan Dimethyl Ether (DME) dinilai dapat menjadi salah satu solusi alternatif untuk menggantikan LPG untuk pemenuhan kebutuhan di Indonesia. Apalagi, saat ini LPG menjadi salah satu kebutuhan yang bakal mengalami kenaikan harga.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Edy Priyono menilai ketidakpastian ekonomi global yang saat ini terjadi akibat pandemi Covid-19 dan ditambah dengan munculnya konflik di daratan eropa antara Rusia dan Ukraina, berimplikasi pada produksi dan konsumsi.
Baca Juga : Ekonomi Global Bergejolak, Masyarakat Diimbau Kembali ke Porang dan Singkong
Dirinya menyebut bahwa LPG subsidi kapasitas 3 kilogram porsi konsumsinya mencapai 93 persen. Sementara tren harga kontrak Aramco (CPA) mengalami kenaikan sebesar 21 persen dari rata-rata CPA akibat konflik Rusia-Ukraina.
Dirinya menyebut bahwa dalam jangka pendek, pemerintah pun tidak punya banyak pilihan. Yakni tetap mempertahankan harga agar tetap stabil, caranya dengan memberikan subsidi.
“Pemerintah memberikan subsidi sekitar Rp 11 ribu per kilogram sehingga masyarakat dapat membeli LPG subsidi 3 kilogram dengan harga yang terjangkau,” terang Edy.
Menurutnya, jika kondisi tersebut berlangsung bahkan hingga berkepanjangan, akan berdampak pada bertambahnya beban keuangan negara. Sebagai solusi jangka panjang, produksi barang dalam negeri harus didorong.
“Kalau kondisi ini berlangsung lama tentu akan memberatkan keuangan negara. Karena itu, solusi jangka panjangnya kita harus mendorong produksi dalam negeri agar ketergantungan pada barang impor bisa dikurangi. Salah satunya dengan mendorong penggunaan DME yang bahan bakunya batubara,” terang Edy.
Sementara itu, di sisi lain pemerintah juga telah memperhitungkan harga keekonomian DME yang telah disepakati agar produk ini mampu bersaing dengan harga LPG.
Saat ini, Indonesia sedang membangun pabrik hilirisasi batu bara menjadi DME di Muara Enim, Sumatra Selatan. Proyek itu diproyeksikan bisa menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun dari bahan baku 6 juta ton batu bara kalori rendah.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo juga mengatakan bahwa nilai impor LPG di Indonesia sangat besar. Yakni, agar bisa dinikmati masyarakat dengan harga yang terjangkau, pemerintah memberikan subsidi hingga Rp 70 Triliun...