Head to Head, Hanya Dua Bapaslon Adu Kuat di Pilkada Bantul
Reporter
Imam Mutaqqin
Editor
Nurlayla Ratri
30 - Aug - 2020, 06:13
Menjelang pendaftaran pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati di pemilihan kepala daerah serentak 2020, suhu politik di Kabupaten Bantul kian memanas. Selain hanya ada dua bakal pasangan calon (bapaslon), pecah kongsi dan perang baliho antara petahana dan penantang semakin menambah tensi perpolitikan.
Terbaru, bapaslon Suharsono-Totok Sudarto (NoTo) Sabtu 29/8 mendatangi aksi penolakan petani terhadap pembangunan BMT di Sub Terminal Agribisnis (STA) Desa Srigading, Kecamatan Sanden. Walaupun kedatangan Suharsono atas nama Bupati Bantul, tetapi ia berjanji pada para petani yang melakukan aksi untuk membangun kembali STA untuk para petani.
Baca Juga : PDI Perjuangan Solid Menangkan Paslon Ipuk Fiestiandani-H Sugirah
"Saya janji tahun 2021 akan saya bangun yang lebih bagus dan representatif sebagai tempat lelang produk pertanian," ujarnya pada peserta aksi.
Sebelumnya, Abdul Halim Muslikh, Wakil Bupati Bantul yang juga mencalonkan diri menjadi bupati bersama Joko Purnomo telah mendeklarasikan diri dengan dukungan tujuh partai. Bapaslon dengan sebutan Halim-Joko ini selain mendapat dukungan dari partai di parlemen juga ada dua partai non-parlemen yaitu Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Untuk menunjukkan keseriusan dukungannya, Partai Gelora mengadakan deklarasi dukungan secara terbuka di beberapa jam usai deklarasi pasangan Halim-Joko. Bertempat di area kebon pring pinggir Sungai Opak wilayah Piyungan, partai sempalan dari PKS ini tidak mau ikut mendukung calon yang sama dengan partai asalnya yang mendukung pasangan NoTo.
Walaupun terbilang partai baru dan belum pernah berlaga pada pemilu, Dida Adiyuda, Ketua DPD Partai Gelora Bantul menyatakan akan terlibat aktif dalam pilkada 2020 ini. Bahkan deklarasi dukungan Partai Gelora ini juga diikuti langsung oleh Ketua DPW DIY Setiya yang sebelumnya pernah menjadi anggota DPRD Bantul 2014-2019 dari PKS.
“Sejauh ini Gus Halim dan Pak Joko adalah sosok yang entengan (gampang) untuk turun ke warga masyarakat dan bisa berdialog,” tutur Setiya dalam sambutannya.
Sebelumnya, sempat beredar rumor di masyarakat bahwa ajang kontestasi di Pilkada Bantul sama dengan kontestasi Muhammadiyah dan NU. Hal ini disebabkan PAN yang lebih banyak diikuti warga Muhammadiyah mendukung pasangan No-To, sedangkan warga NU yang banyak bergabung di PKB mendukung pasangan Halim-Joko...