Jika Hanya 2 Paslon, Peneliti LSI Denny JA: Posisi Head to Head Tidak Untungkan Incumbent
Reporter
Tubagus Achmad
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
26 - Aug - 2020, 05:13
Mendekati detik-detik jadwal pendaftaran Calon Bupati dan Wakil Bupati Malang di Pemilihan Kepala Daerag (Pilkada) Kabupaten Malang 2020 yang akan dilaksanakan pada tanggal 4 hingga 6 September 2020, membuat para pengamat memberikan perhitungan-perhitungan politik yang akan terjadi di Pilkada Kabupaten Malang 2020.
Salah satunya, jika nantinya dalam Pilkada Kabupaten Malang 2020 hanya diikuti oleh dua Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Bupati dan Wakil Bupati Malang yang keduanya berangkat dari partai politik (parpol), akan menyusahkan Bapaslon incumbent atau petahana.
Baca Juga : Awasi Netralitas ASN dalam Pilkada, Bawaslu Gandeng Pemkab Blitar Lakukan Pengawasan
Bapaslon incumbent Sanusi-Didik Gatot Subroto yang meskipun diusung oleh kekuatan lima parpol yakni PDI Perjuangan, Partai NasDem, Partai Gerindra, PPP dan Partai Demokrat masih tidak cukup diuntungkan jika penantang juga dari jalur parpol.
Di mana Bapaslon penantang yakni Lathifah Shohib-Didik Budi Muljono yang untuk sementara ini hanya diusung oleh PKB memiliki kekuatan yang hampir sama dengan Baapslon incumbent di tataran akar rumput.
Hal itu disampaikan oleh Pengamat LSI (Lembaga Survei Indonesia) Denny JA, Dito Arief Nurakhmadi yang mengatakan bahwa posisi Bapaslon penantang mempunyai peluang besar untuk menang yang itu merujuk pada perhelatan pilkada di Indonesia.
"Bila benar nantinya hanya ada dua calon, secara teori dan pengalaman di berbagai pilkada di Indonesia posisi penantang diuntungkan dengan memperbesar peluangnya untuk menang," jelasnya ketika dikonfirmasi MalangTimes, Rabu (26/8/2020).
Di mana jika nantinya memang terdapat dua Bapaslon dari jalur parpol, incumbent tidak diuntungkan jika posisinya sama-sama diusung oleh parpol dan memiliki komposisi yang sama.
"Sedangkan bagi incumbent posisi head to head tidak menguntungkan," tegasnya.
Dito yang saat ini sedang menempuh program doktoral di Pasca Sarjana Universitas Brawijaya ini mengatakan bahwa dari komposisi yang sama ini, ke-dua Bapaslon akan bertarung sengit memperebutkan kursi Bupati dan Wakil Bupati Malang untuk periode masa bakti tahun 2021-2025.
"Dengan peluang head to head hanya 2 bapaslon, kelihatannya persaingan dan dinamika nya akan sengit. Apalagi komposisi keduanya sama-sama mewakili unsur Religius - Nasionalis," ungkapnya.
Meskipun banyak pihak yang beranggapan bahwa Bapaslon incumbent bakal tetap unggul dan diuntungkan karena saat ini sedang menjabat sebagai Bupati Malang, Dito menerangkan bahwa secara potensi elektoral incumbent tidak diuntungkan selain dari militan voters atau pemilih loyal incumbent...