JATIMTIMES - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini memperluas cakupan penerima manfaatnya dengan menargetkan pondok pesantren di seluruh Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk memastikan santri mendapatkan gizi seimbang, sekaligus menjangkau masyarakat sekitar.
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Republik Indonesia, Dr KH Romo R Muhammad Syafi’i SH MHum, mengungkapkan bahwa meskipun awalnya program ini direncanakan untuk sekitar 500 pesantren, hasil diskusi dengan Badan Gizi Nasional menunjukkan kebutuhan akan dapur pesantren jauh lebih besar.
Baca Juga : Sebentar Lagi Ditutup, Ini Aturan Pemilihan Program Studi di Pendaftaran SNBP 2025
"Idealnya, pesantren yang terlibat harus mencapai 1.500 dapur atau lebih. Saat ini, baru dua persen dari target 30.000 dapur yang harus dibangun di seluruh Indonesia," jelasnya dalam kuliah tamu di Universitas Brawijaya, Rabu, (12/2/2025).
Setiap dapur yang dibangun dirancang untuk melayani 3.000 orang, dengan pembagian 2.000 porsi untuk santri dan 1.000 porsi untuk masyarakat sekitar, termasuk sekolah-sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui dalam radius 3 km. Misalnya, pesantren dengan 6.000 santri akan membutuhkan dua dapur untuk mencukupi kebutuhan mereka.
Syafi’i juga memastikan bahwa dana untuk mendukung program ini sudah mencukupi. Dari total anggaran Rp470 triliun, sebanyak Rp71 triliun berasal dari APBN, sementara sisanya telah disiapkan untuk mendukung kelanjutan program MBG. "Sekarang, kita sudah memasuki tahap pemenuhan kebutuhan, dan dana untuk itu sudah tersedia," tambahnya.
Sejak diluncurkan pada Januari 2025, program MBG telah mencapai 14 juta anak, dan pemerintah menargetkan jumlah penerima manfaat akan meningkat menjadi 25 juta anak pada akhir Februari 2025. Pada akhir tahun 2025, program ini diharapkan dapat mencakup seluruh ibu hamil, ibu menyusui, serta anak-anak dari PAUD hingga SMA di seluruh Indonesia.
Baca Juga : Beda Era Efisiensi Anggaran: Prabowo Pangkas Dana Kementerian vs Soeharto Potong Gaji Pejabat
Pondok pesantren tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga diharapkan berperan sebagai pusat distribusi makanan bergizi ke masyarakat sekitar. Beberapa daerah, seperti Jawa Barat dan Jawa Timur, telah mulai merasakan manfaat program ini, dengan semakin banyak santri yang menerima makanan bergizi secara gratis.