JATIMTIMES - Aktivitas minum kopi masih menjadi salah satu yang banyak digemari masyarakat. Terlebih di Kota Malang dengan banyaknya kalangan mahasiswa yang terus berdatangan maupun wisatawan sebagai konsumen kopi.
Hal itulah yang coba ditangkap oleh Abimanyu Coffee, produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang memproduksi dua jenis olahan kopi. Yakni Milled Coffee dan Roast Bean. Pemilik Abimanyu Coffee, Rully Prasetyo (35) mengatakan, usahanya untuk memproduksi Milled Coffee dan Roast Bean dimulai sejak tahun 2020. Tepatnya saat Kota Malang dihantam pandemi Covid-19.
Baca Juga : Cooking Couple Battle, Uji Kekompakan Calon Pengantin di Momen Valentine Day
"Mulainya sejak itu, usaha kan sedang turun semua, jadi saya coba semua peluang. Akhirnya mencoba mulai mengulik kopi," jelas Rully kepada JatimTIMES.
Dirinya mengaku memahami betul bagaimana peluang industri perkopian di Kota Malang. Menurutnya, dengan pertumbuhan masyarakat yang ada, aktivitas ngopi masih akan memiliki pasarnya sendiri.
"Mahasiswa kan datang setiap tahun, selalu bertambah. Kopi ini gak akan pernah mati. Saya melihat ada peluang yang bisa dicoba di sana," kata Rully.
Ia mengatakan bahwa tentu tak hanya sekadar peluang yang coba ditangkap. Namun dalam usahanya itu, dirinya mengaku juga serius membangun kualitas kopi yang bagus. Dengan menjual kopi murni atau tanpa campuran.
"Kan banyak kopi yang diolah dengan dicampur beras, jagung. Nah Abimanyu Coffee, saya sajikan kopi murni," imbuh Rully.
Untuk jenis kopinya sendiri, Rully mengolah kopi robusta dan arabika. Dengan mengambil green bean atau biji kopi mentah yang berasal dari kebun kopi di Desa Klepu, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
Green beans yang sudah ia dapat akan dilakukan proses roasting. Di mana untuk roasting sendiri, Rully masih memanfaatkan kios-kios yang menawarkan jasa roasting. Menurutnya, proses roasting ini lah yang tidak boleh asal-asalan.
"Karena saat roasting ini, kita mencari profil yang sesuai. Kalau di Abimanyu Coffee menggunakan profil (roasting) medium to dark," katanya.
Rully mengatakan, profil roasting yang berbeda akan menghasilkan rasa kopi yang berbeda pula. "Kalau roasting robusta lebih gelap, rasanya semakin kuat. Kalau arabika, rasa asamnya yang kuat," tuturnya.
Menurut Rully, konsistensi profil roasting itulah yang harus dipertahankan. Tentu hal tersebut untuk menjaga konsistensi cita rasa kopi saat disajikan nanti.
Baca Juga : Dampak Inpres Efisiensi Anggaran, DAU dan DAK Jatim Susut Rp 200 Miliar
Saat ini, produk Abimanyu Coffee telah dijual di beberapa coffee shop dan toko kelontong. Untuk di coffee shop, produk Abimanyu Coffee yang dijual dalam bentuk roast bean, namun untuk toko kelontong dalam bentuk milled coffee atau kopi bubuk. Sementara itu, produk Abimanyu coffee dijual dalam beberapa kemasan. Mulai dari kemasan 100 gram, 250 gram hingga penjualan per kilogram.
"Kalau per 100 gram robusta sekitar Rp 10 ribu sampai Rp 13 ribu, untuk kemasan 200 gram Rp 30 ribu. Kalau arabika per 200 gramnya Rp 55 ribu hingga Rp 70 ribu," kata Rully.
Ia menyadari betul peluang yang ada dengan berbisnis kopi. Hal itu ia dapati saat selama dua tahun terakhir permintaan kopinya terus meningkat. Pada awal merilis Abimanyu Coffee, Rully mengaku hanya mampu mendistribusikan tak lebih dari 15 kilogram kopi dalam sebulan. Ia pahami bahwa pada awal membangun sebuah bisnis, tentu harus berupaya mengenalkan produknya.
"Kalau ngomong peluang masih sangat besar. Karena kopi masih termasuk kebutuhan sehari-hari, apalagi di Malang semakin banyak coffeeshop baru, sehingga peluang sebenarnya juga semakin lebar. Tinggal konsistensi menjaga kualitas," jelas Rully.
Saat ini, dalam satu bulan ia sudah memenuhi kebutuhan kopi pelanggannya hingga hampir satu kuintal. "Kalau robustanya naik turun ya, kalau untuk arabika naiknya merambat. Terutama sejak 2023," kata Rully.