JATIMTIMES - Satu hari menjelang perayaan Tahun Naru Imlek, Gunung Semeru di Jawa Timur kembali mengalami erupsi.
Diketahui, perayaan Tahun Baru Imlek jatuh pada tanggal 29 Januari 2025. Itu artinya, Imlek di Indonesia akan dirayakan besok.
Baca Juga : Penyuluhan Bahaya Pernikahan Dini, Upaya KKM UIN Malang Bangun Kesadaran Remaja
Gunung Semeru tercatat beberapa kali erupsi hari ini. Letusan yang terjadi setinggi 800 meter hingga 1 kilometer (km) di atas puncak.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 06.21 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter atau 1 km di atas puncak atau 4.676 meter di atas permukaan laut (mdpl).
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur dan tenggara. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 181 detik," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Sigit Rian Alfian.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 07.11 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 124 detik.
Selang beberapa menit kemudian atau tepatnya pukul 07.35 WIB, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi dengan tinggi letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut dan timur. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 119 detik," katanya.
Kemudian pada pukul 08.48 WIB terjadi erupsi kembali dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut dan timur, serta erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 110 detik.
Baca Juga : Dikeluhkan Warga karena Keropos dan Rawan Tumbang, DPUPR Kota Batu Potong Pohon di Jalan Ahmad Yani
"Gunung Semeru erupsi lagi pukul 10.28 WIB dan visual letusan tidak teramati. Namun erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 123 detik," ungkapnya.
Meski sempat erupsi beberapa kali, Sigit memastikan Gunung Semeru masih berstatus waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, lanjut dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," kata Sigit.
Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.