JATIMTIMES - Memasuki dua pekan terakhir pelaksanaan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM), Kelompok 15, 85, dan 155 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menyelenggarakan penyuluhan bertema “Pernikahan Bukan Sekadar Pilihan, Tetapi Tanggung Jawab dan Kesiapan” di SMK Nusa Wonomulyo. Kegiatan yang diikuti puluhan siswa kelas 10 dan 11 ini menjadi upaya dalam memberikan pemahaman mendalam mengenai dampak negatif pernikahan dini serta pentingnya kesiapan fisik dan emosional sebelum menikah.
Talk show ini menjadi satu perhatian khusus dari KKM UIN Maliki Malang. Sebab, Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka pernikahan dini di Indonesia masih mencapai 10,35 persen pada tahun 2023. Fakta ini menjadi pengingat pentingnya peran berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan, untuk terus memberikan edukasi terkait bahaya pernikahan dini.
Baca Juga : Curah Hujan Tinggi Saat Libur Panjang Imlek, Kota Batu Waspada Cuaca Ekstrem
Dalam format talkshow yang interaktif, Rizki Pratama, mahasiswa UIN Malang sekaligus Duta Kampus, menjadi pemateri utama. Ia mengupas tuntas fenomena pernikahan dini, mulai dari permasalahan hukum hingga risiko kesehatan. Salah satu poin penting yang disampaikan adalah peran Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 yang menetapkan usia minimal 19 tahun bagi laki-laki dan perempuan untuk menikah. Aturan ini, menurut Rizki, bukan sekadar batasan formal, tetapi langkah perlindungan terhadap generasi muda dari dampak buruk pernikahan di usia dini.
Pada sesi penyuluhan, Rizki menyoroti risiko kesehatan yang dihadapi perempuan yang hamil dan melahirkan di usia remaja. Ia menjelaskan bahwa secara biologis, tubuh remaja belum sepenuhnya matang untuk menghadapi proses kehamilan, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan baik bagi ibu maupun anak. Di sisi lain, ketidaksiapan emosional sering memicu konflik dalam rumah tangga, sehingga pernikahan dini berpotensi menimbulkan persoalan sosial jangka panjang.
Selain membahas risiko, siswa juga diajak aktif berdiskusi mengenai langkah-langkah pencegahan. Para peserta diberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan, pengembangan diri, dan membangun komunikasi yang baik dengan keluarga untuk menghindari keputusan menikah dini.
Melalui kegiatan ini, kelompok KKM UIN Malang berupaya menciptakan ruang dialog yang edukatif bagi siswa. Salah seorang peserta, Dinda, siswa kelas 11, mengungkapkan apresiasinya terhadap kegiatan ini. "Saya jadi lebih paham kalau menikah bukan hanya soal usia, tapi kesiapan mental dan tanggung jawab. Penyuluhan ini membuka wawasan saya," ucap dia.
Baca Juga : Kejar Target Lima Sekolah Jadi KSRG, Pemkot Batu Anggarkan Rp 1,2 Miliar untuk Tambah Chromebook
Dengan penyelenggaraan program ini, kelompok KKM UIN Malang berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam menekan angka pernikahan dini di kalangan remaja, sekaligus mendorong mereka untuk memprioritaskan pendidikan dan pengembangan diri sebagai bekal masa depan.