JATIMTIMES - Belasan domba milik seorang peternak bernama Mohamad Nasun di Desa Argotirto, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang mendadak mati. Kejadian tersebut kemudian viral pada Jumat (17/1/2025) dengan narasi domba tersebut mati karena terpapar virus.
Namun, kabar viral tersebut dibantah oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang Eko Wahyu Widodo. Menurut dia, belasan domba mati mendadak karena keracunan. Sebaliknya, bukan karena terpapar virus.
Baca Juga : Modus Rapi, Pelaku Pencurian 14 Tabung Elpiji di Blitar Akhirnya Dibekuk
"Itu bukan virus, karena di tempat lain tidak ada masalah. Jadi Informasi dari tenaga saya, dokter di lapangan, itu (domba mati karena) keracunan makanan ternak," jelasnya saat dikonfirmasi, Jumat (17/1/2025).
Dijelaskan Eko, sebelum diberikan kepada domba, rumput diduga tidak dilayukan dengan maksud menghilangkan racun seperti misalnya pestisida. Sehingga, rumput yang tidak di jemur tersebut menyebabkan domba mati mendadak karena keracunan.
"Kemungkinan rumputnya tidak dilayukan. Jadi ada infeksi di rumputnya. Kasuistis, jadi tidak semua (terjadi di daerah lainnya), itu keracunan," jelasnya.
Berdasarkan pendataannya, disampaikan Eko, terdapat 19 ekor domba yang mati keracunan. "Diprediksi 19 (yang mati), karena ada 20 tinggal satu. Sedangkan yang satu sehat. Keracunan itu, jadi bukan virus. Kalau virus kan di desa-desa lain juga kena, sedangkan ini tidak," imbuhnya.
Apa yang disampaikan Eko tersebut sesuai dengan fakta di lapangan. Di mana, tiga hari setelah kejadian domba mati keracunan, kasus hewan ternak yang mati mendadak tak lagi ditemukan.
"Kejadiannya kalau tidak salah tiga hari yang lalu (Selasa, 14/1/2025). Jadi bukan virus, itukan yang dihembuskan karena PMK (Penyakit Mulut dan Kuku), sedangkan kalau domba kan agak kuat," ujarnya.
Agar kejadian serupa tidak terulang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang bakal memberikan bimbingan teknis (bimtek). Sasaran utamanya ialah kepada para pemilik atau peternak hewan.
"Kita kasih bimtek tentang pengelolaan pangan. Pokoknya selektif-lah. Kalau bisa ya dilayukan, apalagi sekarang musim penghujan, rumputnya basah. Sehingga juga bisa keracunan (karena faktor tertentu)," pungkas Eko.