JATIMTIMES - Antisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Salah satu antisipasi yang dilakukan yakni terkait lalu lintas hewan ternak yang rawan tertular PMK.
Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan, dalam hal ini pihaknya melakukan seleksi perpindahan hewan ternak antarprovinsi. Hewan ternak yang akan berpindah setidaknya telah divaksin satu kali.
Baca Juga : KAI Daop 9 Jember Tambah Layanan Pelanggan Lintas Ketapang Banyuwangi-Malang Mulai 1 Februari 2025
"Pertama kami lakukan langkah unruk menseleksi perpindahan lalu lintas hewan ternak antarprovinsi, minimal yang sudah divaksin satu kali," ujarnya ketika ditemui di Kota Malang, Rabu (16/1/2025).
Tak hanya menyeleksi sapi yang akan masuk ke Jawa Timur. Pj gubernur mengatakan bahwa sapi dari Jawa Timur yang akan dikirimkan ke luar provinsi juga harus dipastikan telah tervaksin.
"Demikian juga kami melihat bagaimana perjalanan dari sapi sapi kita ke luar provinsi, kita pastikan juga sudah divaksin," imbuhnya.
Antisipasi yang kedua dilakukan di kawasan pasar hewan. Dalam hal ini dirinya meminta agar ternak yang tengah diperdagangkan di pasar hewan juga harus dalam kondisi yang sehat. Sehingga, pemeriksaan kesehatan juga turut disediakan.
"Kemudian untuk obat, disinfektan, itu kami serahkan ke kota/kabupaten dengan BPBD-nya melakukan penyemprotan," imbuhnya.
Sedangkan penutupan pasar hewan tidak boleh asal dilakukan. Artinya, lanjut Adhy, harus ada kesepakatan antara masyarakat dan pedagang yang biasa beraktivitas di setiap pasar hewan.
Baca Juga : Electric PLN Bertekad Bangkit di Kandang usai Terpuruk di Seri Dua
Dari datanya, saat ini ada 5 pasar di 4 kabupaten/kota yang tengah ditutup. Namun demikian pihaknya mengimbau, jika ingin kembali dibuka, maka SOP dan protokol kesehatan harus dilakukan.
"Karena ini kan menyangkut perekonomian kita maka SOP untuk protokol kesehatannya tetap dilakukan. Hari ini, kami menyatakan bahwa silahkan pasar hewan tetap bisa dibuka asalkan syaratnya terpenuhi," katanya.
Terkait status PMK sendiri, menurut Adhy, saat ini Jawa Timur masih tergolong aman. Dari total populasi ternak yang ada, prevalensi penyebaran PMK masih sebesar 4 persen.
"Kita masih prevelansinya 4 persen dari populasi yang ada. Tingkat kesembuhannya juga tinggi, dari 70 persen yang dirawat, 25 persen sudah sembuh. Kategori kondisi Jatim masih aman. Hanya 4 persen dari populasi," pungkasnya.