JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mulai merancang sejumlah skema yang akan diterapkan dalam pengelolaan parkir. Hal tersebut menyusul penataan dua kantong parkir baru yang mulai beroperasi di kawasan Kayutangan Heritage.
Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Parkir Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang Rahmat Hidayat mengatakan, ada beberapa titik yang dinilai akan berdampak atas dua kantong parkir baru tersebut.
Baca Juga : ABK Cup #3: Ajang Bergengsi Bagi Bibit Muda Sepak Bola Jawa Timur Bakal Berlangsung di Turi Kota Blitar
Beberapa titik tersebut seperti di kawasan Mall Ramayana, Kawasan Alun-alun atau Jalan Merdeka, Jalan Semeru, Jalan Majapahit hingga di sekitar kawasan Bareng.
"Kan sebenarnya masih satu jaringan (jalan). Ya itu tadi, mulai Ramayana, Majapahit, Semeru, Tenis, itu dari Merdeka Selatan. Nah kalau ini sudah berjalan, mungkin nanti alun alun ada kantongnya, bertahap. Terus mubgkin di daerah veteran," jelas Rahmat.
Rahmat menilai, hal tersebut secara bertahap untuk mewujudkan skema pengelolaan parkir dengan sistem yang terpusat. Apalagi juga mengingat imej Kota Malang yang terus berkembang sebagai daerah wisata.
Sehingga menurutnya, hal yang menjadi prioritas adalah kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan. Sebab jika tidak memastikan dua hal itu, maka imej sebuah kota wisata perlahan akan jatuh.
"Dan ini sering terjadi di kayutangan banyak permasalahan. Baik itu keruwetan, kemacetan, terus tarif parkir tidak sesuai, premanisme, kriminalitas, banyak dan itu pasti jatuh," kata Rahmat.
Rencana itu pun secara perlahan juga mulai disosialisasikan. Baik kepada pelaku usaha maupun juru parkir (jukir) yang biasa beroperasi di sekitar kawasan tersebut.
Sejauh ini, dirinya mengklaim bahwa pengelolaan parkir dengan skema penempatan kantong parkir telah mendapat respon positif dari berbagai pihak.
"Para pelaku usaha menyadari, apalagi disutu ada wisata cagar budaya di kampung kampung itu sangat membantu, UMKM nya banyak yang beekembang disitu," kata Rahmat.
Baca Juga : Fasilitator Korupsi IPAL Rp 1,4 Miliar di Kota Blitar Resmi Tersangka, Pelaksana dan Dinas Tak Tersentuh
Dirinya meyakini bahwa skema pengelolaan parkir terpusat dapat diwujudkan di Kota Malang. Bahkan menurutnya Kota Malang dapat menjadi daerah percontohan terkait hal itu. "Penyediaan parkir terpusat. Sekaligus menjadi percontohan," jelas Rahmat.
Sedangkan saat ini, ada beberapa evaluasi terkait beroperasinya dua kantong parkir baru di kawasan koridor Kayutangan. Salah satunya keluhan terkait jarak yang dinilai terlalu jauh. Terutama bagi pekerja.
"Bahwasanya (saat ini) masyarakat Kota Malang tidak terbiasa parkir terpusat untuk jalan kaki, dari kemarin pas uji coba, mereka mengeluh jauh. Kebanyakan karyawan yang diujung ujung itu banyak parkie di kita di ex mandiri," tuturnya.
Sehingga dengan adanya sistem terpusat ini nanti, jika kedepannya Kota Malang tumbuh menjadi kota metropolitan, maka penempatan kantong parkir di wilayah tertentu menjadi hal yang dibutuhkan.
"Dengan perkembangan dengan semua kegiatan oerkotaan sednagkan jalan sempit ya memang harus banyak kantong parkir. Dan otomatis kantong parkir ini jauh dari tempat usahanya," pungkasnya.