JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Batu kini memiliki Unit Layanan Disabilitas (ULD) bidang pendidikan. Unit tersebut baru saja diluncurkan bersamaan dengan Gerakan Sekolah Sehat (GSS) pada Minggu (22/12/2024).
ULD disebut memungkinkan pendampingan dan adanya program guru untuk mendukung inklusifitas lembaga sekolah formal.
Baca Juga : Albania Blokir TikTok Selama Setahun, Ambil Sikap Tegas Pasca Tragedi Kekerasan Remaja
Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menyampaikan, keberadaan Unit Layanan Disabilitas sebagai salah satu komitmen mewujudkan kota ramah disabilitas. Terlebih Kota Batu sebagai daerah wisata.
"Sesuai amanah pemerintah setiap daerah harus punya Unit Layanan Disabilitas. Pemkot Batu melakukan langkah strategis untuk membentuk ULD, supaya memenuhi sebagai kota yang peduli disabilitas," jelas Aries saat ditemui di Singhasari Resort Hotel, Batu, Minggu sore.
Bahkan, lanjut Aries, Pemerintah Provinsi Jatim saja masih belum terbentuk. Sedangkan Kota Batu bisa mendahului dan mengupayakan segera diluncurkan. Di lingkungan pendidikan, ULD dibentuk agar ada perhatian serius pada program sekolah inklusi.
"Kita sangat apresiasi sebagai kota wisata harus peduli terhadap disabilitas, termasuk di lingkungan pendidikan utamanya. Nanti ada guru pendamping, karena di sekolah umum anak berkebutuhan khusus yang masih bisa bergabung dengan sekolah umum disiapkan guru-guru yang paham dan expert di bidang inklusi," ucap pria asal Makassar itu.
"Karena percuma kami masukkan di sekolah umum tapi gurunya tidak mumpuni," imbuhnya.
Baca Juga : Layani Siswa Berkebutuhan Khusus, Pemkot Batu Bakal Bangun ABK Center di Tahun 2025
Selain dukungan guru pendamping pendidikan, sasaran ULD kedua adalah sarana prasarana yang diperbaiki. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim itu menyebut, ULD akan membantu memetakan kebutuhan infrastruktur, atau sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dalam hal inklusi.
"Jelas ada asesmennya nanti, tidak sembarangan kepada anak disabilitas di sekolah umum. Kebutuhannya itu harus dilihat jangan sampai salah, karena dikhawatirkan bisa ada dampak negatif yang dibawa kemudian, seperti bullying dan sebagainya. Maka kita manfaatkan untuk memetakan keseluruhan," imbuh dia.