JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mulai menggencarkan vaksinasi Human Papillomavirus Vaccine (HPV) yang diperuntukkan bagi anak perempuan berusia 15 tahun. Vaksinasi ini diproyeksikan dapat mencegah terjadinya kanker serviks di Kota Malang hingga 95 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif menyampaikan, vaksinasi tersebut merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan generasi emas menuju Indonesia Emas 2045. Dengan memberikan penguatan kepada anak berusia 15 tahun terhadap kanker serviks.
Baca Juga : Antisipasi Lonjakan Kebutuhan Saat Nataru, Pasokan LPG Kota Malang Ditambah 14 Ribu Tabung
"Usia 15 tahun adalah masa emas yang perlu kita persiapkan untuk generasi mendatang. Dengan vaksinasi ini, kami memberikan penguatan dan kekebalan terhadap HPV, yang menjadi penyebab utama kanker serviks. Insyaallah dengan melakukan vaksinasi ini bisa menurunkan di angka 95 persen," ujar Husnul.
Apalagi menurut Husnul, angka kasus kanker serviks di Kota Malang terbilang cukup tinggi. Dari sebanyak 290 perempuan yang menjalani skrining IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), terdapat 18 persen diantaramya terdeteksi kanker serviks pada tahap awal (grade 1).
"Deteksi dini ini sangat penting. Dengan adanya fasilitas seperti rayo terapi di Puskesmas Kedungkandang, Ciptomulyo dan Kendalsari, kami dapat menghentikan perkembangan kanker pada tahap awal," imbuhnya.
Sementara itu menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, setidaknya ada sebanyak 6.500 anak perempuan yang mendapat vaksinasi HPV. Dimana yang menjadi sasaran adalah anak perempuan berusia 15 tahun atau sedang duduk di bangku SMP.
"Data kami menunjukkan jumlah siswa SMP, madrasah dan pondok pesantren sekitar 6.500 anak. Harapan kami, orang tua mendukung program ini, karena manfaatnya sangat besar bagi kesehatan anak perempuan mereka," tutur Suwarjana.
Baca Juga : Bea Cukai Malang Sita Puluhan Ribu Batang Rokok Ilegal Hasil Penindakan di Kota Batu Selama 2024
Langkah untuk memberikan vaksinasi ini pun menurutnya juga sempat mendapat penolakan dari sejumlah orang tua. Namun dirinya terus memberikan edukasi terkait pentingnya vaksinasi HPV bagi anak perempuan.
"Alasan penolakan umumnya karena kurang pemahaman, tetapi setelah dijelaskan, mereka akhirnya bersedia," ujar Suwarjana.
Sebagai informasi, dalam proses vaksinasi tersebut peserta hanya perlu mengisi data identitas, menunjukkan Kartu Keluarga (KK) dan melengkapi dokumen seperti NIK, alamat, serta nomor telepon. Sebelum pelaksanaan vaksinasi, peserta melakukan screening terlebih dahulu, kemudian setelah vaksin, peserta dilakukan observasi selama 20 menit.