JATIMTIMES - Perbaikan TPS yang menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) direncanakan akan segera dilakukan. Bahkan, Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan berharap pengerjaan tuntas pada akhir Desember 2024.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Noer Rahman Wijaya membenarkan bahwa pengerjaan TPS akan segera dilakukan. Hal itu karena, pimpinan tertinggi Pemkot Malang ingin pembangunan yang menggunakan dana CSR segera selesai.
Baca Juga : Manfaatkan CSR, Pemkot Malang Geber Pembangunan
“Pak Pj Wali tadi menginginkan agar Desember 2024 ini sudah selesai semua. Sebelum habis 2024 kegiatan CSR baik itu SD maupun di TPS semua harus sudah selesai,” kata Rahman, Rabu (13/11/2024).
Secara teknis, Rahman menjelaskan bahwa indikator TPS yang dipilih untuk direnovasi sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan. Dalam hal ini terkait dengan penanganan sampah dan TPS.
“Jadi ada beberapa memang yang secara karakteristik TPS punya bak penampungan, penutup, ada secara visualisasi pengelolaannya nah sampai dengan saat ini belum semuanya bisa tercapai. Nah ini salah satu upaya untuk bisa mencapai tersebut,” ungkap Rahman.
Sebagai informasi, 6 TPS sebagai pilot project yang telah diidentifikasi berada di TPS Kartini, TPS Wilis, TPS Purwantoro, TPS Sulfat, TPS Merjosari, TPS Kedungkandang dan TPS Tunjungsekar.
Rahman pun menjelaskan dari 6 TPS itu, sebagian telah memiliki penampungan air lindi. Sehingga, bau menyengat tidak seperti TPS yang belum memiliki.
Baca Juga : Tertarik Kerja Sama, Beifang Automotive Education China Kunjungi UIN Malang
“Sebagian ada, yang ada itu di Sulfat. Tapi masih resapan saja tidak ada bak penampungan. Nah kita nanti ada bak penampungan yang sifatnya reguler, secara rutin juga akan kita sedot. Khususnya di penampungan itu nanti juga akan kita bawa ke TPA, disana ada pengelolaan yang namanya LTP nah itu kan penampungan limbah cair yang dihasilkan oleh sampah,” beber Rahman.
Disinggung tentang komplain dari warga sekitar TPS, Rahman mengaku secara resmi tidak ada. Namun secara nom formil pihaknya mengaku menemukan. Terutama pada TPS yang ada di lingkungan jalan.
“Banyak aspek dampak. Pertama pasti ganggu jalan, jam pengangkutan ini kan mengganggu sekali. Kemudian kan bau, nah bau diakibatkan karena limbah cairnya. Kalau sampah sampai sini sampah kering. Nah dari sampah kering mengeluarkan limbah cair dan itu yang membuat bau. Ini yang sekarang kita tampung dan secara rutin kita ambil. Limbah cair kemana mana sehingga baunya menyengat sekali. Kalau di TPA kan itu limbah cair sudah kita pisah. Sehingga bau tidak menyengat,” papar Rahman.