JATIMTIMES - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur (Jatim) menggelar Rekonsiliasi Data Percepatan Penurunan Stunting Periode Tahun 2022-2024, Kamis-Jumat (07-08/11/2024). Kegiatan ini dihadiri Koordinator Program, Program Manajer dan Technical Assistant (TA) kabupaten/kota se-Jatim.
Kegiatan ini dalam rangka melaksanakan reviu dan evaluasi hasil capaian Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS) di tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi di Jatim. Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Maria Ernawati menyampaikan rasa bangga kepada TA di Jatim yang turut serta berperan dalam penurunan angka stunting.
Baca Juga : Kenapa Maria Eva Viral hingga Trending X Setelah Yahya Zaini Didapuk Jadi Ketua DPP Golkar?
“Kami merasa bangga berdiri dihadapan 'Pendekar Stunting' di Jawa Timur yang telah memiliki semangat juang yang luar biasa dalam menurunkan angka stunting baik melalui kegiatan sinkronisasi yang dilaksanakan oleh daerah, penyediaan data bagi TA. Lewat kegiatan ini, kami berharap data-data dari beberapa OPD KB di kabupaten/kota ini bisa disinkronisasi oleh TA,” ujar Erna.
Erna juga menambahkan, dalam upaya PPS, BKKBN telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) berjumlah 3.729 orang di Jatim. Pihaknya juga menyiapkan TA untuk pengelolaan data, sinkronisasi juga sekaligus menjembatani OPD untuk mempersatukan aksi konvergensi.
Menurutnya, masih diperlukan upaya kolaborasi lintas sektor baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Butuh juga komitmen menjalankan sebaik-baiknya sampai masa akhir jabatan agar angka prevalensi stunting di akhir 2024 turun menjadi 14 persen.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Benny Sampirwanto turut hadir menyampaikan sejumlah pesan. Dia memberikan apresiasi atas kinerja Tim PPS Jatim.
Baca Juga : Kejari Kota Malang Musnahkan Barang Bukti, Narkoba Paling Menonjol
“Kami mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kepada tim Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Timur yang jumlahnya 68 orang yang telah menunjukkan profesionalisme kerja," ungkapnya.
"Salah satu indikatornya menurunkan angka prevalensi di Jawa Timur dari 19,2 (SSGI 2022) turun menjadi 17,7 persen (SKI 2023), artinya pekerjaan tim PPS sangat besar,” sambung Benny.