free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Politik

Pilkada Kota Malang

Tentang Investasi dan Penyusutan Lahan Produktif Pertanian, Begini Kata Paslon Abadi 

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Yunan Helmy

05 - Nov - 2024, 20:13

Placeholder
Paslon nomor urut 3 Abah Anton dan Dimyati Ayatulloh. (ist)

JATIMTIMES - Investasi menjadi salah satu hal penting bagi daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja. Namun di sisi lain, investasi dengan masuknya investor menjadi dilema beberapa pihak karena dikhawatirkan turut berpengaruh pada penyusutan lahan pertanian produktif. 

Melihat hal ini, lantas bagaimana tanggapan dari paslon nomor urut 3 Abah Anton dan Dimyati Ayatulloh (Abadi)?  Dimyati menjelaskan, investasi ini tentunya tidak boleh membabi buta. Artinya, investasi yang dilakukan investor harus berpegangan dengan regulasi yang berlaku dan memegang kaidah dalam berbagai pertimbangan maupun dampak sosial terhadap masyarakat ataupun lingkungan.

Baca Juga : Kampanye Akbar Harus Selesai Pukul 6 Sore, KPU Kota Malang: Agar Tidak Mengganggu

Pembangunan daerah perlu didukung dengan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) yang harus berpijak kepada tiga unsur pilar utama. Yakni ekonomi, lingkungan, dan sosial. Pengembangan wilayah pun mesti berpedoman pada RTRW.

Untuk itu, kata Dimyati, bahwa paradigma investasi  tidak hanya terkait pembangunan fisik. Bentuk investasi tentunya bermacam-macam dengan berbagai sektor. salah satunya ekonomi kreatif yang juga industri.

"Misalnya industri tempe. Dari kedelai menjadi tempe, dari tempe menjadi keripik kemudian dikemas, dibranding dan lainnya. Ini akan juga sebuah industri. Nah kalau pembangunan cenderung harus bangun gedung, menhubah lahan hijau menjadi kuning. Kecenderungan orang cari mudahnya saja," jelas Dimyati.

Mrnurut  Dimyati,  potensi atau lahan yang telah ada sebelumnya tidak dimanfaatkan dengan optimal. Maka, nantinya hal inilah yang harus menjadi perhatian dan dilakukan dengan selektif dalam prosesnya.

Selain itu, optimalisasi pemasaran dari hasil produksi para UMKM haruslah dimaksimalkan dengan peran serta pemerintah di dalamnya. Kebanyakan, produk UMKM hanya dikonsumsi secara domestik atau lokal. Melalui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mendapatkan support dari provinsi dan nasional, dapat menjadi etalase dari masyarakat Kota Malang.

"Maka tugasnya pemkot ini menjadi marketing, bukan hanya melatih UMKM untuk produksi. Nah ini yang saya rasa belum optimal dijalankan di Malang," katanya. 

Lebih dari itu, Malang memiliki banyak kampus. Hal ini menjadi potensi dalam pengembangan industri. Misalnya, hasil produksi UMKM dapat dioptimalkan pemasarannya melalui ceruk-ceruk mahasiswa perguruan tinggi yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. 

Baca Juga : Debat Kedua: Rijanto-Beky Curhat Aksi Sosial, Rini-Ghoni Man of the Match

Kolaborasi ini pelru dijalin secara matang dan serius guna mendapatkan hasil yang optimal. Artinya, dalam jalannya harus oenuh komitmen dan bukan setengah-setengah.
 
"Harusnya jeli. Pasti orang dari luar Malang datang dan pulang ingin beli oleh-oleh. Ini lahan bisnis, kita edukasi mahasiswa, bahwa misalnya orang tua jadi pemasaran UMKM. Anaknya kirim ke daerahnya, orang tua ikut mempromosikan. Nah, ini potensi yang belum di maksimalkan,"  ungkapnya. 

Lebih dari itu, dapat juga dikolaborasikan, misalnya dengan memberikan tugas kepada para mahasiswa untuk bagaimana menjualkan atau mempromosikan hasil UMKM ke daerahnya masing-masing. "Nah ketika nantinya saya terpilih, maka ini yang bisa dioptimalkan. Saya juga akan panggil teman-teman pebisnis untuk pengelolaan. Saya optimistis ini akan berkembang dan mendapatkan peluang bisnis," katanya.

Sementara itu, terkait upaya dalam menanggulangi penyusutan lahan pertanian produktif di Kota Malang, tentunya tetap berpatokan pada RTRW Kota Malang. Koridor yang ada, termasuk regulasi harus benar-benar dipahami dan dijalankan dengan tegas. 

Maka, pemerintah sendiri harus benar-benar tegas dan memiliki banyak pertimbangan dalam dampak-dampak adanya penyusutan lahan ini. Selain itu, dalam mempertahankan lahan pertanian dari penyusunan, tentu dapat dijalankan melalui berbagai macam kebijakan. Antara lain intensifikasi pertanian, intensifikasi pajak dan kebijakan lain yang dapat dikembangkan.

"Yang jelas, pemerintah harus tegas, tidak gampang memberikan izin, harus banyak pertimbangan," pungkasnya.


Topik

Politik Pilkada Kota Malang lahan produktif investasi paslon ABADI



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Yunan Helmy