JATIMTIMES - Ekonomi Jawa Timur (Jatim) pada triwulan III-2024 terhadap triwulan III-2023 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 4,91 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, secara y-on-y, semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan ekonomi positif kecuali lapangan usaha pertambangan dan penggalian.
"Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang tumbuh sebesar 9,85 persen, diikuti lapangan usaha transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 8,25 persen, serta lapangan usaha jasa perusahaan tumbuh sebesar 7,41 persen," tulis BPS Jatim dalam laporan terbarunya, Selasa (5/11/2024).
Baca Juga : Pakai Niacinamide di Atas 5 Persen, Dokter Kamila: Badai Kerusakan Skin Barrier Akan Terjadi
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 10,95 persen. Capaian itu diikuti oleh komponen ekspor barang dan jasa serta komponen pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTB) yang masing-masing tumbuh sebesar 10,77 persen dan 5,40 persen.
"Sementara itu, komponen impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB (produk domestik regional bruto) tumbuh sebesar 12,46 persen," sambung BPS Jatim.
Adapun struktur PDRB Jatim, menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan III-2024, tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Perekonomian Jatim masih didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 30,54 persen.
Andil tersebut diikuti oleh perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 18,67 persen, lalu pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 11,94 persen, serta konstruksi sebesar 8,89 persen. "Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Jawa Timur mencapai 70,04 persen," tegas BPS Jatim.
Dari sisi pengeluaran, struktur PDRB Jatim atas dasar harga berlaku triwulan III-2024 juga tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Perekonomian Jatim masih didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) yang mencakup lebih dari separuh PDRB Jatim yaitu sebesar 59,78 persen.
Sumbangsih itu diikuti oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 48,51 persen, komponen PMTB sebesar 26,96 persen, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) sebesar 4,21 persen, dan komponen PK-LNPRT sebesar 1,25 persen. Sementara itu, komponen impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 41,70 persen.
Lebih lanjut, jika ditinjau secara kumulatif, ekonomi Jatim sampai triwulan III-2024 (c-to-c) mengalami pertumbuhan sebesar 4,90 persen. Semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan ekonomi positif kecuali pertanian, kehutanan, dan perikanan serta pertambangan dan penggalian.
"Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 10,39 persen, diikuti lapangan usaha pengadaan listrik dan gas tumbuh sebesar 8,87 persen, serta lapangan usaha jasa lainnya tumbuh sebesar 8,12 persen," jelas BPS Jatim.
Menurut pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen PK-LNPRT yang tumbuh sebesar 13,58 persen. Angka ini diikuti oleh komponen ekspor barang dan jasa dan komponen PK-P yang masing-masing tumbuh sebesar 9,73 persen dan 6,36 persen. Sedangkan komponen impor barang dan jasa yang merupakan faktor pengurang dalam PDRB tumbuh sebesar 11,32 persen.
Sementara itu, ekonomi Jatim triwulan III-2024 dibandingkan triwulan II-2024 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 1,72 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 8,24 persen. Lapangan usaha industri pengolahan dan perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang memiliki peran dominan mengalami pertumbuhan sebesar 2,80 persen dan 2,62 persen.
"Beberapa lapangan usaha yang juga mengalami pertumbuhan di atas satu persen, di antaranya adalah konstruksi, pertanian, kehutanan, dan perikanan, hasa kesehatan dan kegiatan sosial, pertambangan dan penggalian, transportasi dan perdagangan, yang masing-masing tumbuh sebesar 4,49 persen, 2,23 persen, 1,49 persen, 1,45 persen dan 1,24 persen," papar BPS Jatim.
Dari sisi pengeluaran, komponen yang mengalami pertumbuhan adalah komponen ekspor barang dan Jasa sebesar 4,62 persen, komponen PMTB sebesar 4,30 persen, komponen PK-P sebesar 3,70 persen, dan komponen PK-LNPRT sebesar 0,46 persen.
"Sedangkan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) terkontraksi sebesar 0,12 persen dan komponen impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB tumbuh sebesar 4,39 persen," urai BPS Jatim.