JATIMTIMES - Penurunan angka stunting terus menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Batu. Meski mendapati capaian positif, yakni sekitar 10 persen, namun pada akhir tahun dini prevalensinya ditargetkan ada penurunan yang lebih signifikan.
Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai target tersebut, di antaranya pemantauan berkala pasien pendampingan, memastikan penanganan oleh dokter spesialis, juga percepatan pelayanan Posyandu.
Baca Juga : Pajak Daerah Kabupaten Malang Surplus, Awal November Tembus Rp 428,4 Miliar
Hal tersebut dibenarkan Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai. Ia menyebut bahwa angka stunting masih harus terus ditekan di Kota Batu. Ia beberapa kali memastikan dengan pemantauan langsung ke masyarakat.
Beberapa yang ditemuinya, diketahui perlu bantuan konsultasi lebih intens. Penekanan dari pendamping diperlukan agar tak sampai ada pengabaian oleh keluarga kepada kesehatan balita. Sehingga tidak semakin banyak keluarga yang tercatat berisiko stunting.
"Stunting di Kota Batu penurunannya cukup baik. Harapan kami lebih signifikan penurunannya, kita harus lihat langsung kondisi masyarakat," ujar Aries saat ditemui di sela agenda peninjauan Posyandu, belum lama ini.
Menurut informasi yang dihimpun, tahun ini Kota Batu menargetkan bisa menurunkan angka stunting ke angka 8 persen. Kemudian pada September kemarin, angka prevalensi stunting sudah berada di angka 10,65 persen.
Rangkaian intervensi dilakukan untuk mendorong pemberian gizi optimal khususnya pada balita di Kota Batu. Meski ada pendampingan, Aries menyebut tak ingin ada salah langkah. Sehingga pelibatan konsultasi dokter spesialis menjadi kunci penanganan tepat.
"Puskesmas mengetahui proses terintervensi, dicocokkan datanya secara valid. Seperti anak (balita) kembar di Desa Pendem, hasilnya ada tinggi dan berat badan kurang. Tapi tidak serta merta langsung ada bantuan terkait gizi, melainkan dibawa ke fokter spesialis," sebut Aries.
Ia khawatir jika langkah intervensinya tak sesuai maka tidak akan benar-benar teratasi secara efektif. Seperti halnya dari segi pemberian gizi makanan misalnya, kata Aries, tak boleh sembarangan.
Baca Juga : KPU Kota Batu Temukan Ratusan Surat Suara Pilkada Rusak
Ia menargetkan, dari angka 10 persen dapat ditekan turun pada akhir tahun nanti. Jika tak sampai 8 persen, ia berharap bisa turun sekitar satu persen melalui penanganan pelayanan yang tepat. Ia berharap, masyarakat juga bisa bekerja sama untuk aktif dalam Posyandu agar kondisi kesehatan anak terpantau dengan baik tak sampai berisiko stunting.
"Kita menunggu waktu kedepan, target kita turun 1 digit di akhir 2024 ini bisa terpenuhi. Mungkin sekarang sekitar 10,13 (persen) bisa turun satu digit sudah lebih baik," imbuhnya.
Untuk diketahui, penurunan angka stunting terlihat dengan capaian positif pada 2023 dengan penurunan hingga angka 12,84 persen dari target 12 persen. Sedangkan untuk tahun ini hingga September kemarin penurunan angka stunting berada di angka 10,65 persen dari target 8,7 persen di 2024.
Adanya program satu OPD yang wajib menangani satu anak stunting juga menjadi hal yang cukup membantu. Laporan dari masing-masing OPD juga menjadi catatan Pemkot untuk bisa berupaya mencapai target yang ditentukan.