JATIMTIMES - Ratusan warga Mengare menggelar demonstrasi di dekat area proyek Smelter PT Freeport Indonesia, di Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur, Selasa (15/10/2024).
Massa aksi masuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui dua jalur, darat dan laut. Ratusan massa masuk melalui jalan tambak menggunakan sepeda motor. Mereka berhenti di tempat penjagaan sambil membentangkan spanduk bertuliskan 'Buat apa dibangun pabrik pengolah emas, kalo kita tetap susah beli beras!!!'.
Kedatangan mereka dijaga ketat oleh petugas kemananan dari perusahaan maupun aparat kepolisian. Sementara massa yang datang menggunakan perahu berhenti di area pelabuhan, mereka naik ke daratan sambil membentangkan spanduk bertuliskan 'Kita Merasa Asing Ditanah Kita Sendiri'.
Salah satu pendemo, Abdul Amin menyampaikan, tuntutan masyarakat Mengare komplek adalah lapangan pekerjaan. Janji pihak kawasan sebanyak 60 persen untuk warga lokal dinilai belum terealisasi.
"Kami ingin menyampaikan aspirasi terkait ketenagakerjaan yang pernah dijanjikan oleh pihak kawasan (KEK JIIPE). Janji 60 persen penyerapan tenaga kerja sejauh ini belum terealisasi," kata Abdul Amin.
Senada disampaikan Koordinator aksi Abdul Wahab Sya'roni menyebut, pembangunan Smelter di kawasan JIIPE sangat terdampak bagi warga Mengare Komplek yang keseharian bekerja sebagai nelayan dan petambak. Mereka yang terdampak sedianya diprioritaskan bekerja di Smelter PTFI yang sudah mulai beroperasi.
"Kami menuntut hak-hak kita sebagai warga Mengare disejahterakan terkait adanya PT Freeport ini. Banyak orang beranggapan sebagai warga lokal terutama berada di ring satu penyerapan tenaga kerja sangat besar. Faktanya, sampai saat ini belum kami rasakan," ungkapnya.
Roni berharap, dengan adanya demo ini akan ada solusi yang disepakati bersama. Namun, bila tidak tercapai kesepakatan, maka tidak menutupkemungkinan warga Mengare akan menggelar demo kembali dengan massa yang lebh besar.
Baca Juga : Protes Warga Dusun Ilik-Ilik, Dinas PUPR Blitar Siapkan Penanganan Darurat
"Ketika aspirasi yang kita sampaikan ke pihak kawasan dan PT Freeport tidak dikabulkan, maka kita akan bawa massa yang lebih besar lagi. Kita buktikan bahwasanya kalau kita ini warga lokal yang kompak," pungkasnya.
Menanggapi tuntutan warga tersebut, VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Katri Krisnati menyebut bahwa PTFI senantiasa memantuhi ketentuan dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Kabupaten Gresik mengenai prioritas tenaga kerja dari desa sekitar Smelter yang telah memenuhi kualifikasi dan spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.
"PTFI terbuka kepada setiap perusahaan lokal yang ingin bekerja sama dan berkontribusi dalam operasional Smelter dengan melewati proses kualifikasi, verifikasi, dan evaluasi," kata Katri melalui keterangan tertulis.