JATIMTIMES – Aksi protes yang dilakukan warga Dusun Ilik-Ilik, Desa Kebonsari, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, pada Minggu (13/10/2024) mendapat respons cepat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Blitar. Warga yang menancapkan pohon pisang di tengah jalan sebagai simbol protes atas kondisi ruas jalan yang rusak parah kini bisa bernapas lega setelah pihak terkait berjanji segera melakukan penanganan darurat.
Hamdan Zulfikri Kurniawan, kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Blitar, menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan langkah darurat di ruas jalan yang menjadi jalur utama penghubung antara Kabupaten Blitar dan Tulungagung itu. “Besok (Selasa) kami akan mendatangkan alat berat backhoe dan mesin penggilas untuk melakukan pengurukan dan pengerasan sementara menggunakan material sirtu,” ujar Hamdan dalam keterangan pers pada Senin (14/10/2024).
Baca Juga : 6 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Pelamar CPNS Sebelum Ujian SKD
Menurut Hamdan, selain pengurukan jalan, pihaknya akan membangun drainase sementara untuk mencegah air merembes dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut, terutama saat musim hujan tiba. "Ini hanya penanganan sementara, tapi akan membantu mengurangi risiko longsor atau jalan ambles lagi," tambahnya.
Protes Warga dan Dialog
Sebelumnya, belasan warga Dusun Ilik-Ilik menggelar aksi tanam pohon pisang sebagai bentuk kekecewaan terhadap lambatnya penanganan jalan yang rusak sejak lama. Jarni Ardianto, salah satu warga yang ikut dalam aksi tersebut, mengungkapkan bahwa warga sudah lama mengharapkan perbaikan, namun belum ada tindakan konkret dari pemerintah.
“Ini satu-satunya akses jalan warga. Jadi, warga berharap jalan ini segera diperbaiki, supaya akses transportasi dan ekonomi warga berjalan lancar,” ujarnya.
Menanggapi aksi warga, Hamdan menjelaskan bahwa pihaknya segera berkoordinasi dengan Forkopimcam Kademangan untuk melakukan dialog langsung di lokasi pada hari yang sama. Setelah mendengarkan penjelasan dari pihak Dinas PUPR, warga akhirnya sepakat untuk menghentikan aksinya dan mencabut pohon-pohon pisang yang ditancapkan di ruas jalan tersebut.
Tantangan Tanah Bergerak
Hamdan menjelaskan bahwa kerusakan pada ruas jalan di Dusun Ilik-Ilik ini disebabkan oleh kondisi tanah yang tidak stabil atau sering disebut sebagai tanah bergerak. “Ini bukan sekadar jalan rusak biasa. Lokasi ini merupakan salah satu titik tanah bergerak di Kabupaten Blitar,” tuturnya.
Menurut dia, tanah di sekitar lokasi tersebut mulai mengalami ambles sejak Maret 2022, dan hasil kajian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada April 2022 memperkuat temuan bahwa tanah di daerah ini labil dan memerlukan penanganan khusus. Bahkan, Hamdan menambahkan bahwa tujuh rumah di sekitar titik kerusakan sudah mengalami penurunan beberapa meter, menyebabkan atap rumah kini sejajar dengan permukaan jalan. “Penghuninya sudah dipindahkan ke hunian sementara yang disediakan pemerintah,” katanya.
Lebih lanjut, hasil kajian PVMBG menyarankan agar dilakukan penyelidikan bawah tanah sebelum memperbaiki infrastruktur jalan di lokasi tersebut. Pada 2023, Dinas PUPR melakukan investigasi geolistrik yang mengungkap adanya sumber mata air baru di kedalaman 60 hingga 70 meter di bawah tanah, yang menjadi salah satu penyebab tanah di daerah itu terus bergerak.
Perencanaan Jangka Panjang
Baca Juga : Sapa Warga Glenmore, Ipuk Fiestiandani Tegaskan Komitmen Lanjutkan Pembangunan Infrastruktur di Banyuwangi
Pemerintah Kabupaten Blitar sebenarnya sudah memiliki rencana penanganan permanen untuk ruas jalan ini. “Kami sudah menyusun Detail Engineering Design (DED) untuk penanganan permanen di akhir 2023,” jelas Hamdan. Namun, karena nilai pekerjaan yang cukup besar, pelaksanaannya baru bisa direalisasikan pada tahun 2025 setelah masuk dalam Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD).
Penanganan permanen ini mencakup dua proyek besar, yakni pembangunan talud sepanjang 72 meter dengan konstruksi khusus senilai Rp 4,5 miliar dan saluran drainase senilai Rp 700 juta. "Talud ini berfungsi untuk menahan pergerakan tanah agar tidak longsor, sementara drainase akan mengalirkan air hujan dari tebing agar tidak mengikis tanah di sekitar jalan," terang Hamdan.
Namun, sambil menunggu penanganan permanen tersebut, pihak Dinas PUPR akan terus memonitor kondisi jalan dan melakukan penanganan darurat sesuai kebutuhan. “Kami tidak tinggal diam. Prosesnya sudah berjalan dan penanganan permanen akan segera dilakukan,” tutupnya.
Harapan Warga
Aksi protes warga Dusun Ilik-Ilik ini mencerminkan betapa pentingnya perbaikan infrastruktur bagi kehidupan sehari-hari masyarakat. Mereka berharap dengan adanya penanganan darurat ini, kondisi jalan akan membaik, setidaknya untuk sementara waktu, hingga penanganan permanen dapat terealisasi. "Harapan kami jalan ini segera diperbaiki dengan baik, karena ini akses utama bagi warga untuk beraktivitas," ujar Jarni.
Dengan komitmen Dinas PUPR untuk segera menangani masalah ini, warga kini bisa sedikit lega, meski mereka tetap berharap proses perbaikan jangka panjang dapat dilakukan secepatnya.