JATIMTIMES - Dalam masa kampanye Pilkada Kabupaten Blitar 2024, insiden perusakan alat peraga kampanye (APK) menjadi perhatian serius. Banner pasangan calon petahana Rini Syarifah-Abdul Ghoni ditemukan dirusak di beberapa lokasi, termasuk Kecamatan Sutojayan, Wates, dan Selopuro. Perusakan ini tidak hanya mengganggu jalannya kampanye, tetapi juga memicu respons keras dari tim pemenangan.
Muhammad Rifa'i, Ketua Tim Pemenangan Mak Rini-Mas Ghoni, menyampaikan bahwa tindakan ini sudah masuk kategori pelanggaran. "Kami sangat menyayangkan insiden perusakan ini. Banner-banner yang dipasang secara sah untuk kampanye dirusak tanpa alasan jelas. Kami akan membawa persoalan ini ke Bawaslu Kabupaten Blitar agar diproses sesuai dengan aturan yang berlaku," tegas Rifa'i, Rabu (9/10/2024).
Baca Juga : Segera Bentuk AKD, DPRD Surabaya Paripurnakan 4 Nama Calon Pimpinan
Ia menambahkan bahwa timnya akan terus memantau kejadian serupa untuk memastikan kampanye berjalan adil dan jujur.
Novi Catur Muspita, pengamat politik sekaligus dosen sosiologi di Universitas Islam Balitar (Unisba) menilai perusakan APK merupakan bentuk gangguan terhadap proses demokrasi yang sedang berlangsung. "Perusakan banner kampanye seperti ini mencerminkan adanya upaya untuk mengganggu kampanye kandidat tertentu. Ini bisa memperburuk citra politik lokal dan memengaruhi kualitas demokrasi," ujar Novi.
Ia menjelaskan bahwa fenomena perusakan APK sering kali menjadi sinyal ketatnya persaingan politik di tingkat daerah. "Jika perusakan ini terus terjadi, bisa memicu konflik horizontal antarpendukung dan merusak nilai-nilai demokrasi yang seharusnya dijunjung tinggi," tambahnya.
Novi juga mendorong pihak berwenang untuk menindak tegas agar tidak terjadi eskalasi lebih lanjut.
Pilkada Kabupaten Blitar 2024 mempertemukan dua pasangan calon yang memiliki basis dukungan kuat. Pasangan Rijanto-Beky Herdihansah diusung oleh koalisi PAN, PDIP, dan Nasdem. Sementara itu, pasangan petahana Rini Syarifah-Abdul Ghoni mendapat dukungan dari koalisi PSI, Demokrat, PKS, PKB, Golkar, PPP, dan Gerindra. Dengan kontestasi yang semakin intens, setiap langkah dalam kampanye menjadi sangat penting, dan insiden seperti perusakan APK dapat memberikan dampak signifikan terhadap strategi masing-masing kandidat.
Baca Juga : Cara Membuat Status "Open To Work" di Linkedin Seperti Anies Baswedan
Novi Catur Muspita menambahkan bahwa kompetisi yang ketat ini membutuhkan pengawasan yang lebih ketat, terutama dari lembaga pengawas seperti Bawaslu. "Bawaslu harus lebih proaktif dan responsif terhadap laporan-laporan seperti ini, agar integritas Pilkada tetap terjaga," tegasnya.