JATIMTIMES - Sarana Asimilasi Edukasi (SAE) Lapas Kelas I Malang di Ngajum, Kabupaten Malang kembali mencatatkan prestasi. Yakni mencatatkan keberhasilan panen kubis manis perdana berkualitas ekspor.
Kubis manis yang ditanam dan dirawat selama kurang lebih 70 hari oleh warga binaan di bawah bidang Kegiatan Kerja (Giatja), kini telah memenuhi standar kualitas untuk ekspor internasional. Hampir sebanyak dua kontainer kubis manis siap dikirim secara bertahap ke Taiwan.
Baca Juga : Calon Bupati Malang Abah Gunawan Makan Nasi Empok Bareng Petani: Nikmat Luar Biasa
Muhtar, Kepala Bidang Kegiatan Kerja (Kabid Giatja) Lapas Kelas I Malang, bersyukur atas pencapaian ini. Menurutnya, panen perdana kubis manis ini mampu menembus pasar ekspor.
“Kami sangat bersyukur sayuran hasil kerja keras warga binaan SAE berhasil panen dengan hasil yang baik, bahkan bisa memenuhi standar ekspor di kesempatan panen perdana,” ungkap Muhtar dengan bahagia.
Dijelaskan Muhtar, panen kubis manis ini juga tidak lepas dari peran serta banyak pihak. Karena pihaknya juga dibantu oleh tiap-tiap bidang untuk keberlangsungan kegiatan pembinaan di SAE L’SIMA Ngajum.
Diketahui, setiap buah kubis manis yang dipanen memiliki berat rata-rata lebih dari 2 kilogram. Hal itu menunjukkan kualitas hasil bibit yang yang ditanam memuaskan. Meski demikian, Muhtar menegaskan bahwa masih ada ruang untuk evaluasi dan perbaikan agar panen berikutnya dapat lebih maksimal.
Baca Juga : Kirim Paket COD, Kurir di Kota Malang Ditendang Usai Dipaksa Buka Paketan
“Kami berharap ke depannya hasil panen dapat semakin meningkat dan memberi manfaat lebih besar atau bahkan jadi komoditi baru yang memiliki nilai ekonomi tinggi dari Ngajum selain ikan lele,” beber Muhtar.
Pada panen perdana ini diketahui hampir sebanyak dua peti kemas kubis manis siap untuk dikirim ke Taiwan pada minggu ini. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi pencapaian bagi Lapas Kelas I Malang, namun juga memberikan motivasi bagi warga binaan untuk terus berpartisipasi dalam program pembinaan kerja, yang tidak hanya meningkatkan keterampilan tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam perekonomian melalui hasil pertanian berkualitas ekspor.