JATIMTIMES - Bau badan adalah masalah umum yang dapat memengaruhi kepercayaan diri seseorang. Meskipun umum, tidak semua orang memahami penyebab mendasar dari bau badan.
Menurut dr. Prama Aditya, B.Med. Sc., MKes., Aifo, seorang dokter umum dan konsultan gaya hidup sehat, bau badan tidak hanya disebabkan oleh keringat, tetapi juga bisa menjadi indikasi adanya masalah pada tubuh. Terutama dalam hal detoksifikasi atau pemecahan zat tertentu dalam tubuh.
Baca Juga : 5 Cara Agar Anak Tidak Speech Delay Menurut Dokter Anak
Dr. Prama menjelaskan bahwa bau badan pada dasarnya disebabkan oleh fungsi detoksifikasi tubuh yang tidak optimal. Sistem detoksifikasi adalah proses alami tubuh untuk membuang racun dan zat-zat sisa melalui keringat, urin, dan feses. "Ketika proses ini tidak berjalan dengan baik, bau badan dapat menjadi lebih kuat dan tidak sedap," ungkap dr. Prama.
Berikut adalah beberapa jenis bau badan yang dijelaskan oleh dr. Prama, beserta penyebab medisnya, dilansir Instagramnya @drpramaaditya, Selasa (17/9).
1. Bau Badan Setelah Olahraga
Jika seseorang mengeluarkan bau badan yang kuat setelah berolahraga, ini bisa jadi tanda kekurangan vitamin B dalam tubuh. Dr. Prama menyebut bahwa vitamin B sangat penting untuk metabolisme energi. Ketika tubuh kekurangan vitamin ini, proses metabolisme tidak berjalan dengan baik, sehingga menghasilkan bau badan yang kurang sedap.
“Kalau orang itu bau badan habis olahraga, biasanya itu tanda kekurangan vitamin B,” jelas dr. Prama.
2. Bau Badan Mirip Amonia
Bau badan yang menyerupai bau amonia atau bau toilet umum yang tidak dibersihkan bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengonsumsi terlalu banyak protein, atau tubuhnya tidak mampu mencerna protein dengan baik. Ketika tubuh kesulitan memecah protein, sisa-sisa metabolisme ini dikeluarkan melalui keringat, sehingga menghasilkan bau yang menyengat.
“Ada tipe bau badan tuh yang baunya kayak amonia, itu tanda kebanyakan makan protein atau badannya tidak bisa mencerna protein dengan baik,” tambahnya.
3. Bau Badan Mirip Aseton
Bau badan yang mirip dengan bau aseton, bahan yang sering digunakan dalam penghapus cat kuku, biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan karbohidrat. Menurut dr. Prama, kondisi ini dapat terjadi pada seseorang yang mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat, gula, atau tepung, atau bisa juga pada mereka yang menjalani diet sangat ketat tanpa karbohidrat sama sekali.
Ketika tubuh tidak memiliki cukup karbohidrat untuk diolah menjadi energi, tubuh akan membakar lemak sebagai gantinya, yang kemudian menghasilkan senyawa keton yang dapat menyebabkan bau badan mirip aseton.
“Bau aseton biasanya muncul karena kebanyakan makan karbohidrat, gula, tepung, atau bisa juga karena diet yang sangat ketat tanpa karbohidrat sama sekali,” jelasnya.
Selain mengetahui penyebab medis dari bau badan, penting juga untuk memahami cara mengatasinya. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan secara mandiri untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan bau badan. Berikut adalah beberapa tips yang dilansir dari laman Siloam Hospital:
1. Menjaga Kebersihan Diri
Mandi setidaknya dua kali sehari sangat penting untuk menjaga kebersihan tubuh. Keringat yang menumpuk di kulit dapat bercampur dengan bakteri dan menyebabkan bau yang tidak sedap. Dengan mandi secara rutin, Anda dapat mengurangi pertumbuhan bakteri yang menyebabkan bau badan.
2. Menggunakan Sabun Antibakteri
Baca Juga : Begini Caranya Bikin Sticky Notes Custom yang Viral di Media Sosial!
Sabun antibakteri atau sabun mandi yang berlabel "antiseptik" dapat membantu mengurangi jumlah bakteri di kulit. Bakteri adalah salah satu penyebab utama bau badan, karena mereka memecah keringat menjadi senyawa yang berbau.
3. Mengeringkan Badan dengan Benar
Setelah mandi, pastikan untuk mengeringkan tubuh dengan baik, terutama di area lipatan seperti ketiak dan selangkangan. Bakteri berkembang biak lebih cepat di area yang lembap, sehingga mengeringkan tubuh dengan benar dapat membantu mengurangi risiko bau badan.
4. Menggunakan Deodoran atau Antiperspiran
Deodoran membantu menutupi bau badan, sementara antiperspiran membantu mengurangi produksi keringat. Menggunakan salah satu atau keduanya secara rutin, terutama setelah mandi, dapat sangat membantu dalam mengatasi bau badan.
5. Mencukur Bulu Ketiak Secara Rutin
Bulu ketiak dapat menjadi tempat berkumpulnya bakteri dan keringat, yang pada akhirnya menyebabkan bau. Dengan mencukur bulu ketiak secara rutin, Anda dapat mengurangi jumlah area di mana bakteri bisa berkembang biak.
6. Memperhatikan Makanan yang Dikonsumsi
Makanan yang berbau kuat, seperti bawang putih, bawang merah, serta makanan pedas dan berkafein, dapat mempengaruhi bau badan. Membatasi konsumsi makanan-makanan ini dapat membantu mengurangi risiko bau badan.
7. Melakukan Teknik Relaksasi
Stres juga dapat memengaruhi bau badan, karena saat stres, tubuh memproduksi keringat yang lebih banyak. Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengelola stres dan mengurangi produksi keringat.
Jika bau badan tidak kunjung hilang meskipun sudah melakukan berbagai upaya mandiri, dr. Prama menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. “Kalau ada teman atau Anda sendiri yang mengalami bau badan yang tidak hilang, sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk memeriksa apakah ada masalah detoksifikasi dalam tubuh,” ujarnya.
Bau badan yang persisten bisa jadi merupakan tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, seperti gangguan metabolisme atau masalah pada organ dalam. Dengan berkonsultasi kepada dokter, Anda bisa mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan sesuai dengan kondisi tubuh Anda. Semoga informasi ini membantu!