JATIMTIMES - Sebanyak 24 pedagang kaki lima (PKL) Jalan Sultan Agung Kota Batu yang menempati lahan depan kafe Bukit Bintang kini direlokasi. Mereka mulai menempati lokasi baru di halaman depan kafe Bukit Bintang yang sebelumnya digunakan hanya untuk parkir. Hal ini pasca kesepakatan pedagang yang difasilitasi PT Paramount pemilik lahan untuk bisa melapak selagi lahan belum digunakan.
Para pedagang tersebut juga menandatangani perjanjian bersama dengan PT Paramount terkait dengan beberapa penegasan saat menempati lokasi baru. Di antaranya berisi imbauan untuk menjaga kebersihan, ketertiban dan keamanan lokasi tersebut.
Baca Juga : Enam Tahun Buntu, Pemkot Surabaya Bongkar Tembok Jalan Tambak Wedi Baru
Pedagang menjamin dan mengakui bahwa tanah tersebut adalah milik PT Paramount Enterprise International sebagaimana tertulis pada SHM no: 293, 292, 172, 1983, 2705, 1712. Mereka bersedia menjaga pagar dan kelengkapan di dalam Area Bukit Bintang.
"Dengan dibantu tempat, mereka harus jaga kebersihan, keamanan, ketertiban. Lalu tidak menyewakan dan jual beli lapak PKL, karena mereka juga dipastikan tidak diharuskan membayar sewa. Bersedia juga untuk pindah tanpa syarat. Sehingga selagi lahan ini kita tidak dipakai (perusahaan), silakan dipakai. Kalau lahan nanti dipakai ya kita kasih pemberitahuan pindah tanpa sayarat," jelas Perwakilan PT Paramount di Batu Sutan Hadi usai penandatanganan bersama, Jumat (13/9/2024).
Sutan Hadi menyebut, pihaknya telah meminta ke jajaran pemerintah untuk mengawasi juga agar dalam aktivitas ekonomi PKL di lokasi baru merasa aman. Utamanya diperuntukkan bagi UMKM dari masyarakat setempat.
"Diakui sebelum ditata sempat karut-marut. Akhirnya kita fasilitasi selebihnya kami minta diawasi dan pedagang bisa sama-sama menjaga," jelasnya.
Dari pantauan di lokasi, para pedagang menempati tempat di belakang pagar dalam di sisi trotoar menghadap ke dalam area Bukit Bintang. Sejumlah pedagang masih belum membuka dagangannya, beberapa lainnya sudah mulai menjajakan makanan dan minuman.
Untuk listrik dan sampah, secara kolektif disepakati untuk dikelola kelompok pedagang dibawah naungan Paguyuban bernama PKL Kompak tersebut. Namun untuk dua saluran listrik difasilitasi oleh pihak perusahaan.
Baca Juga : Soroti Hasil OSN, Netizen Sebut Adanya Ketimpangan Pendidikan di Jawa dan Luar Jawa
Di tempat yang sama, Ketua Paguyuban PKL Kompak M.Arif mendorong para pedagang untuk kooperatif. Terlebih menjalin komunikasi dengan pemerintah serta mengupayakan tertib aturan sebaik-baiknya.
"Karena kami sudah dibantu, dirangkul, maka yang bisa berdagang di tempat ini harus bekerja sama sebaik-baiknya. Termasuk berjualan dengan tidak meninggikan harga agar tidak membuat wisatawan tidak nyaman. Serta perlunya menjaga kebersihan agar tetap nyaman dikunjungi," jelas Arif.
Mewakili pedagang, ia menandatangani perjanjian dengan PT Paramount dan disaksikan oleh Camat selaku perwakilan pemerintah. Untuk diketahui, sebagian pedagang di bawah Paguyuban Kompak sebelumnya menempati tempat di depan Kafe Bukit Bintang. Mereka bersedia ditertibkan karena mendapat tempat di area kafe.
Sementara itu, sebagian pedagang lain terhimpun di Paguyuban Among Roso yang masih meminta solusi agar tidak ditertibkan, serta mendapatkan tempat layak. Jumlah pedagang di paguyuban Among Roso sekitar 21 pedagang.