JATIMTIMES - Sebanyak tiga pasangan telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang untuk bisa bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Ketiganya yakni pasangan Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin, Mochammad Anton-Dimyati Ayatullah dan Heri Cahyono-Ganis Rumpoko.
Menurut Dosen yang juga pakar politik Universitas Negeri Malang (UM), Dr. Nuruddin Hady, SH, MH, ketiga pasangan itu memiliki kelebihannya masing-masing. Meski memiliki kesamaan dari sisi keaslian keanggotaan kader dari partai politik (parpol) yang mengusungnya.
Baca Juga : Update Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Jepang Memimpin dan Indonesia Keempat
Hady mengatakan, selain memikiki visi misi yang jelas untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan Kota Malang, pengalaman dalam memimpin roda pemerintahan juga dinilai sangat penting.
"Karena yang terpenting, pemimpin nanti mereka harus punya visi misi yang jelas untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan Kota Malang," ujar Hady.
Menurutnya, selain dalam pemerintahan, pengalaman dalam berpolitik juga dinilai turut menjadi faktor krusial. Dari sisi tersebut, pasangan Mochammad Anton-Dimyati Ayatullah dan Wahyu Hidayat Ali Muthohirin dapat terbilang lebih unggul.
Ia mengurai, capaian Mochammad Anton selama memimpin Pemkot Malang selama periode 2013-2018 tentu menjadi salah satu bekal untuk kembali berebut kursi N1 tahun ini. Pengalaman serupa juga dimiliki oleh Wahyu Hidayat, meskipun hanya selama 11 bulan sebagai Pj Wali Kota Malang.
"Sehingga dua bapaslon ini memang punya kelebihan dibandingkan dengan Heri Cahyono (Sam HC) yang belum pernah punya pengalaman dari sisi pemerintahan. Tapi kan ada rekam jejaknya," terangnya.
Baca Juga : Nobar Timnas di Wonokoyo, Wahyu Hidayat Ingin Kegiatan Sederhana Jadi Sarana Komunikasi Warga
Namun ternyata, dirinya beranggapan bahwa kondisi tersebut dinilai malah bisa mendatangkan peluang bagi Heri Cahyono. Singkatnya, ia menilai bahwa tidak adanya pengalaman di roda pemerintahan juga sejalan dengan minimnya rekam jejak atau beban pekerjaan di roda pemerintahan sebelumnya.
Ia meyakini bahwa Heri Cahyono diunggulkan karena tidak terikat dengan beban masa lalu di bidang pemerintahan. Sehingga, Sam HC berpotensi untuk melakukan terobosan besar dalam tata kelola pemerintahan.
“Sam HC tidak memiliki pengalaman pemerintahan dibandingkan dengan kedua paslon lainnya, namun dia memiliki potensi untuk melakukan inovasi yang signifikan,” jelas Hady.